Tuesday 19 July 2011

BUDAYA, ADAT DAN ULOS DENGAN KEKRISTENAN YANG TAAT

Tulisan ini buat pandangan yang salah tentang budaya batak sekarang dan agama kristen

ASPEK BUDAYA
Batak adalah salah satu suku yang ada di Indonesia dan juga merupakan ciptaaan tuhan yang maha kuasa bukan merupakan ciptaaan setan atau jelmaannya. Pada jaman dahulu memang kebanyakan dalam kehidupan orang batak dipenuhi dengan dunia hitam “berbau mistik” tetapi itu adalah bentuk dari belum terkabarnya berita tentang kekristenan di tanah batak!!! Coba seandainya yesus kristus lahir ditanah batak 2000 tahun lalu mungkin batak bukan begitu adanya pada dahulu kala, apakah itu harus kita perdebatkan???. Budaya memang lahir dari pikiran manusia sebagai mahluk ciptaaan tuhan yang paling mulia tetapi kalau kita kaji secara positif apa jadinya orang batak sampai abat ke 18 apabila tidak ada satu tatanan atau aturan yang berlaku umum yang menjadi pedoman dalam kehidupan bermasyarakat yah mungkin batak sangat sembraut, tidak ada pesta adat kawin “kalau mau kawin yah udah kawin aja, sama dengan binatang dong dang maradat jadinya”
Apabila kita bercerita dengan orang tua atau yang banyak tau tentang jaman dahulu, boleh dikatakan tuhan paling dekat dengan orang batak dimana orang berjanji tidak boleh ingkar, orang sangat taat pada orang tua,tidak boleh sembarangan atau salah satu contoh yang paling konkrit sekarang adalah parpadanan dari marga marga yang sampai sekarang belum dilanggar, walaupun masih banyak sisi negatif dalam dunia hitam ”hadatuon”, dimana banyak orang saling berlomba memperkuat ilmu sampai sampai makan orang untuk hadatuon “ilmu hitam”itu memang tidak bisa dipungkiri. Mengapa pada masa itu terjadi demikian ?, menurut pendapat saya bahwa orang batak itu orang yang jiwa ingin tau yang tinggi, dan ingin dihormati, dengan apa yang menjadi tolak ukur pada jaman itu?, Salah satunya mungkin hadatuon karena itulah yang paling tinggi waktu itu sebab belum ada ilmu Kedokteran, fisika, biolog, matematika dll sampai pada orang batak pada saat itu, dan bila kita lihat sekarang orang berlomba sekolah sampai mengerjar gelar S1,S2,S3 bahkan ada yang mencari gelar dengan membeli karena pada saaat sekarang yang paling tinggi dalam penilaian orang batak adalah parbinotoan”pengetahuan”

Adat adalah tata cara orang batak dalam melakukan interaksi dengan orang lain dimana sudah diatur dengan kesepakatan kesepakatan nenek moyang orang batak, kalau kawin adatnya begini, kalau mamasuki jabu adatnya begitu dll dengan konsep dalihan natolu yang menjadi motor dari semua pesta adat orang batak. Pada jaman dahulu memang dalam setiap pesta dilakukan dengan mistik karena pada jaman itu itulah yang sangat dipercayai orang dengan melakukan pertama, maniti ari na dengan, dengan memanggil datu bolon untuk itu dan melakukan ritual ritual untuk menangkal segala bentuk niat jahat orang ke pesta itu, tetapi kalau kita lihat sekarang apakah orang maniti ari lagi terutama dijakarta ini yang menentukan hari H pesta boleh dibilang adalah pengelola gedung karena hari hari yang lain sudah di isi orang, dan selalu dimulai dengan berdoa karena sekarang orang batak sudah di dunia ke kristenan dengan menyerahkan segalanya pada Tuhan bukan dengan martonggo lagi.


TUHAN MEMAKAI BUDAYA BATAK UNTUK PEKABARAN INJIL
Pada awal datangnya para missionaries sebut saja DR IL Nomensen datang ke tanah batak yang pertama dipelajari adalah budaya, dan tata bahasanya, kemudian dengan mengetahui tata bahasa orang batak Nomensen dapat berkomunikasi dengan orang batak untuk mengabarkan injil, dengan menerjemahkan injil ke bahasa batak disini mengapa tidak dipertentangkan? Karena ini juga budaya dan kenapa Tuhan pakai ? yah karena bahasa juga buatan Tuhan dan Tuhan Menginginkan orang batak banyak tau tentang keselamatan dengan cepat, coba dahulu Nomensen berkotbah dengan bahasa jerman yaaaaaaah mungkin disini masih banyak yang belum Kristen.

DALIHAN NATOLU
Salah satu produk orang batak yang paling nyata adalah dalihan na tolu ”somba marhula hula, manta mardongan tubu, elek marboru” yang selalu banyak dipandang sinis oleh beberapa kalangan dengan mengangap bahwa budaya batak itu adalah buatan manusia. Dalam dalalihan natolu kita tidak selalu dalam posisi yang sma seterusnya karena:
1. Ada saatnya kita HULA HULA dengan itu kita sebagai pihak yang dihormati oleh boru kita dalam pesta adat itu, tapi kita juga harus elek ”sayang” dengan boru tidak boleh asal asal walau dalam adat kita diatasnya.
2. Ada saatnya kita jadi Dongan Tubu/Suhut dalam satu pesta adat batak dimana setiap keputusan tidak bias diambil sendiri harus dengan komunikasi dengan Dongan Tubu dan terjadi kesepakatan dn bekerja menurut bagiannya.
3. Ada saatnya kita jadi Boru dalam pesta adat dimana kita harus menghormati hula hula, dengan bagian kita misalkan jadi Parhobas dalam pesta

Semua apa yang dikatakan dalam dalihan natolu harus kita jalani semua bukan hanya satu bagian saja jadi adil kan!!!!!!!

Yang sering dipermasalahkan pada sebagian sekte kekristenan adalah somba marhula hula apalagi dengan sebutan “sambola langit hula hula” dalam hal ini kita sering salah kaprah dengan salah satu slogan, yang menjadi pertanyaan pertama adalah pada saat kita hula hula apakah kita serasa memiliki atau menjadikan langit itu ½ bagian tentu tidak kan, itu adalah slogan yang mengambarkan betapa hormatnya orang batak kepada hula hula “tulang” kedua apakah sebagai boru kita melakukan ritual memuja,memuji hula hula kita “tulang” seperti kepada Tuhan kita sebagai orang Kristen??, tentu tidak kan. karena tulang kita juga adalah orang Kristen. Dalam hal ini kita tidak menduakan Tuhan, sebab Tuhan Pencipta dan Tulang Ciptaaan Nya jadi tidak sama. somba marhula hula bukan berarti kita menjadikan tulang sebagai saingan Tuhan hanya sebagai orang yang kita hormati. Mungkin ada yang berpendapat orang batak sering minta berkah dari tulang dengan manulangi ? tetapi satu hal sejak kekristenan manulangi dilakukan dengan kekristenan atau sering disebut “manjalo tangiang sian tulang”alias manulangi dan pada sebagian orang yang telah melakukannya dan termasuk saya sendiri tidak melihat adanya penyimpangan kekristenan karena
1. Pada saat kita ada rencana untuk melakukan acara manulangi selalu dimulai dengan BERDOA lajimnya orang Kristen dalam melakukan segala hal diserahkan kepada Tuhan
2. Pada saat manulangkon kepada tulang kita mengucapkan permintaan kita dan pada umumnya orang berkata “on ma tulang sulang sulangku asa TAMIANGKON ahu asa dapot akka na dengan dohot parsaulian tu ari nanaeng ro ” yanh mungkin ada minta tambah “dapat jodoh,dimaafkan” tetapi intinya adalah kita berharap agar tulang kita mendoakan kita, Apakah ini salah ? minta doa dari Tulang karena tulang kita juga Kristen maka dia berdoa untuk kita secara khusus
3. Dan pada akhirnya dengan umpasa umpasa yang berisi harapan dan doa agar kita mendapatkannya, yang menjadi pertanyaan kepada siapa tulang berdoa melalui Umpasa / umpama yang disebut dengan harapan itu? Kalau menurut saya karena tulang sudah Kristen yang pada YESUS KRISTUS. Aku berharap doa tulangku padaku diterima.

ADAT PERKAWINAN
Perkawinan itu adalah suatu janji dihadapan Tuhan agar setia menjadi suami istri sampai maut memisahkannya. adat berperan sangat banyak dalam mengikat tali perkawinan, boleh dibilang mengapa batak diakui paling setia pada perkawinan yaahhhhh walaupun ada satu dua yang tidak setia tapi tida secara umum? Mungkin faktor Agama Besar tetapi kalau kita lihat dengan suku lain di Indonesia yang segama dengan kita toh juga banyak yang cerai, disini kita lihat banyak juga peran adat dalam mengikat tali perkawinan sebab apabila ada pertentangan atau masalah dalam kehidupan berkeluarga semua pihak dalam dalihan natolu berperan agar jangan sampai cerai dan ini sering kita lihat dalam kehidupan sehari hari
Dalam perkawinan orang batak memang banyak waktunya terpakai untuk acara adatnya sementara dalam Pemberkahan Nikah Cuma 2 jam. pertanyaan, suku apa dalam perkawinan hanya melakukan ritual agama tanpa ada acara adat atau resepsi? atau resepsi 1 jam kemudian kebaktian 5 jam? saya rasa tidak ada karena semua pada proporsinya. Dalam kebaktian pemberkahan kita suda bernyanyi, berdoa, memuji Tuhan dan memohon perkawian agar di berkahi dan kita dengar kotbah dan intinya yang paling utama mempelai sudah berjanji dihadapan Tuhan, coba dilihat di Barat dilakukan ditepi danau dan hanya ½ jam tapi juga Tuhan berkahi. Bukan lamanya melakukan kebaktian atau berdoa kita menjadi diterima atau diberkahi tapi bagaimana kita disaat sujut dihadapannya dengan tulus dan ikhlas karena tuhan juga udah tau segala apa yang kita inginkan, bukan karena lamanya tapi hati yang tulus dan urusan perkawinan pada orang batak paling ruwet mis di HKBP harus udah malua, martuppol baru pemberkahan, kurang apa lagi.

“Bukan karena berseru Tuhan Tuhan masuk kerajaan sorga tapi yang melakukan kehendak Allah Bapa”

ULOS
Ulos adalah sejenis kain yang mana dipergunakan biasanya dalam pesta tetapi dalam perkembangan jaman banyak ulos dipakai sebagai hiasan dan sebagai kado, banyak hal terutama dari kalangan Kristen sendiri mempermasalahkan ulos sebagai berhala tetapi perlu dikaji secara mendalam apakah pembuatan ulos sekarang itu penuh mistik. Memang pada jaman dahulu pembuatan ulos dilakukan dengan mistis dengan melakukan ritual hasipelebeguon itu memang tidak dapat dipungkiri, tetapi pada saat sekarang ini ulos dibuat tidak dengan cara itu lagi bahkan sudah dengan mesin tenun dengan kata lain itu sama dengan baju yang kita pakai sekarang, Cuma disana ada unsur budaya karena hanya dipakai orang batak

Masalah kedua adalah yang serng orang mengangap pemberian ulos kepada boru oleh hula hula,. Sebagaian dari kalangan Kristen menganggap ini sebagai hal yang salah dengan mengatakan bahwa “ berkah itu datang dari Tuhan bukan dari manusia dengan mangulosi” tetapi yang menjadi pertanyaan apakah kita sebagai orang batak pada jaman sekarang pernah melihat pada saat hula hula memberikan ulos mengucapkan kata kata atau umpasa yang pada umumnya ada tersirat kata kata “bla….bla….bla…sai anggiatma dituppahi amatta pardenggan basai/namartua Debata/parhitean ma on dalan nami martangian tu Debata……bla. bla bal bal” walaupun itu sebagai tambahan sejak kekristenan, berarti dalam setiap pemberian ulos mereka yang memberi ulos berdoa dan memohon kepada Tuhan supaya yang diulosi sesuai dengan harapan pemberi ulos ”karena amatta pardengan basa adalah Tuhan dan bukan mula jadi nabolon” jadi dengan demikian dalam setiap aspek kehidupan dalam orang batak pada umumnya telah melakukan adat yang baik dan disesuaikan dengan kekristenan sekarang walaupun masih ada yang mengikuti agama nenek moyang kita. Disaat pernikahan banyak orang memberikan kado “entah apa isinya” dan itu tidak kita anggap sebagai budaya orang luar dan apabila kita terima itu sebagai yang baik maka coba kita berfikir positif: apabila ulos dianggap sebagai kado dengan sedikit aturan formal; tulang memberikan ulos A, oppung memberikan ulos B, dan yang lainnya, yang terjadi di adat batak boleh dibilang demikian Cuma dalam adat luar dengan kado dan tidak ditetapkan hanya dibungkus dengan sedikit ucapan selamat dan harapan”semoga semoga…..”berbeda dengan orang batak yang harus memberikan dengan langsung dan mengucapkan langsung harapannya miss: tubuan laklak mahamu tubuan sikkoru, tubuan anak mahamu tubuan boru” Sisi positif dari ulos dalam pesta batak banyak kita dapatkan dan itulah yang menjadi salah satu yang membuat kita berbeda dengan suku lain di Indonesia yaitu pada saat
si A memberikan ulos X kita langsung tau oooooohhhhhh ini tulangnya
Si B memberikan ulos Y kita lagnsung tau oooooohhhhhh ini oppungnya
Dan seterusnya, apakah ini pernah kita lihat dalam pesta adat lain bahkan kita tidak tau kadang – kadang mana keluarga dekat yang punya pesta dan mana tamunya karena semua sama perannya. Ulos adalah material buatan manusia tetapi kenapa kita tidak sadar juga banyak menganggap hal hal material dilingkungan kita sendiri terlalu kita agungkan:
1. Alkitab. Kita selalu membuat bungkus yang baik bahkan mencim cium alkitap, bahkan ada yang menjadikan teman tidur, walau tidak salah tapi kadang kadang kita menganggap alkitap punya makna tersendiri padahal yang paling penting adalah “apa yang tertulis dalam alkitap itu kita renungi lakukan dan perbuat sebagai orang beriman dengan melakukan kehendaknya” bukan benda alkitap itu
2. Kalung Salip. Sebagian orang menganggap memakai kalung salip dengan pandangan orang yang saleh, baik atau pandangan lain dengan memakai salip timbul kepercayaan dirinya saat memasuki daerah daerah angker ”yang penuh magis” “yang menyelamatkan/menemani kita adalah imankepada Tuhan kita
3. Cincin. Sebagian kalangan lagi menganggap cincin sebagai pengikat dalam satu perkawinan serasa tidak sah tanpa adanya tukar cincinpadahal yang mengikat kita adalah Tuhan yesus
Mengapa semua hal diatas tidak dipermasalahkan kalau kita hanya memandang materi dan seolah olah sah dan kalau boleh dibilang tukar cincin adalah budaya luar yang masuk ke kita dan tidak kita masalahkan!!!!hanya memandang dari sisi orang budaya batak saja.

“Beriman bukan dengan mengharuskan kita tinggalkan apa yang ada di dunia tetapi pakailah itu semua menjadi alat untuk memuji Tuhan sebab semua berasal dariNya”
“Berbudaya bukan menjadikan kita tinggalkan Tuhan dan sebaliknya tetapi segala budaya yang kurang baik ”memakan orang” perlu ditinggalkan karena salah dan banyak hal baik perlu dijaga”
“jangan membuat kesimpulan kalau kita belum mengerti sebenarnya duasisi yang dipermasalahkan dan hanya memandang satu sisi doang”

Adat batak didunia kekristen banyak berobah yaitu:
1. Pada saat pesta kawin terlebih dahulu diberkati di gereja merupaka tambahan ke adat
2. Setiap orang yang mendapat Suka maupun Duka kebanyakan melakukan partangiangan “berdoa”
3. Pada saat merantau dulu dibekali dengan “tenju marulak, parlapikon” sekarang dengan mengundang keluarga dekat dengan melakukan doa
4. dan banyak hal ……..




Edison H M Purba
NHKBP Depok 1

1 comment:

  1. Terima kasih untuk info mengenai kebudayaan Batak dilihat dari segi kebenaran Firman Tuhan ini. -Tjan Dedi Mulyadi

    ReplyDelete