Tuesday 19 July 2011

APA YANG MENDORONG ORANG UNTUK MARTABE

Oleh DR. W.F. Gultom

Ada pepatah mengatakan bahwa "To give is more blessing than to receive" atau memberi itu lebih membawa berkat dari pada menerima," ada orang memberi sebatas kemampuannya dan ada orang seperti cerita janda dalam buku Markus memberikan persembahan hampir seluruh uangnya yang walaupun hanya dua peser. Orang lain memberikan dari kelebihan uangnya, namun janda itu memberikan dari kekurangannya.
Faktor apa saja yang membuat orang senang membantu memberikan uang kepada orang lain atau kepada keluarga sendiri. Memberikan bantuan kepada keluarga sendiri baik dekat maupun jauh merupakan hal yang lumrah, dan bagaimana mereka yang mau menyumbang kepada mereka yang tidak dikenal?, kita ingin mengetahui motivasi yang sebenarnya. Apa maksud seseorang itu untuk memberi atau menyumbangkan materi, waktu, dan buah pikiran?. Sering kita mendengar bahwa ada orang menyumbangkan hampir seluruh hartanya demi tujuan tertentu.
Abraham Maslow adalah seoarang ahli Psikologi yang hidup antara tahun 1908-1970 merupakan pendiri dari Psikologi Kemanusiaan. Namanya melambung tinggi dengan teorinya yang sangat terkenal " Hierarchy of Needs" atau Jenjang Kebutuhan Manusia.
Berbeda dengan para ahli dalam bidang yang sama seperti Freud yang meneliti orang-orang yang kurang waras, Abraham Maslow meneliti kehidupan orang-orang terkenal seperti Albert Einstein, Jane Addams, Eleanor Roosevelt dan Frederick Douglas.
Pada dasarnya teori Maslow terdiri dari empat kebutuhan umum yaitu fisiologi (physiological), keamanan (safety), kasih (love) dan harga diri (Esteem). Maslow menyebutkan kebutuhan ini sebagai kebutuhan-kebutuhan kekurangan (defficiency needs). Semua kebutuhan ini harus dipenuhi sebelum seseorang itu bertindak tidak wajar.
Selama manusia di dorong untuk hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan utama tersebut, maka kita akan mengarah kepada pertumbuhan yang menuju kepada kebutuhan yang disebut "Self-Actuation" Kebutuhan inilah yang membuat orang mau " MARTABE" yang akan dibahas berikut ini.
Memenuhi kebutuhan adalah kegiatan yang normal dan sehat, namun menghalang-halangi pemenuhan kebutuhan ini akan membuat kita sakit atau gila. Dengan kata lain tidak ada hal lain yang kita akan lakukan kecuali memenuhi kebutuhan mendasar tersebut sebelum meningkat kepada aktifitas lainnya.
Pemenuhan kebutuhan ini harus dilakukan secara mutlak, kalau tidak kita akan menjadi sakit badan atau sakit jiwa. Kebutuhan-kebutuhan ini menurut Maslow adalah disebut sebagai Prepotent artinya keempat kebutuhan tersebut adalah sangat berkuasa, melebihi kuasa lainnya dalam hal pemenuhannya. Jika seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan jenjang pertama, misalnya sangat lapar karena sudah tidak makan selama dua hari, maka pengaruhnya terhadap kejiwaan dan fisiknya sangat besar bahkan seseorang itu akan dapat melakukan hal-hal yang irrasional.
Kebutuhan prepotent ini adalah salah satu kebutuhan yang mempunyai pengaruh yang terbesar atas tingkah laku kita. Setiap orang mempunyai kebutuhan prepotent namun tingkat kebutuhan ini berbeda pada setiap orang. Seorang ABG misalnya mempunyai kebutuhan prepotent untuk dapat diterima dikalangan teman sebayanya.
Menurut Maslow jika kebutuhan-kebutuhan kekurangan ini sudah dipenuhi maka kebutuhan-kebutuhan lainnya akan muncul, dan kebutuhan ini kecuali kebutuhan untuk memenuhi rasa lapar yang lebih mendominasi organisme manusia, apabila sudah dipenuhi maka kebutuhan lainnya juga akan muncul dan seterusnya dan seterusnya.
Maslow's Hierarchy of Needs
Kebutuhan-kebutuhan Badani ( Physiological Needs)
Kebutuhan badani ini adalah berupa air, udara, makanan, tidur, sex, dsb. Apabila kebutuhan dasar badani atau pisiologis tidak dipenuhi, maka seseorang itu akan merasa sakit, risi, mengeluh, tidak enak badan, gusar, gundah-gulana, dsb. Perasaan ini memotivasi kita untuk segera memenuhi kebutuhan tersebut secepat mungkin untuk menciptakan homeostasis atau kestabilan diantara sesama grup. Nah setelah kebutuhan dasar atau jenjang pertama ini dipenuhi, maka seseorang itu akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan tingkat berikutnya yaitu:
Kebutuhan-kebutuhan Keamanan ( Safety Needs)
Kebutuhan rasa aman bebas dari gangguan adalah satu kegiatan yang berkaitan erat dengan kehidupan yang stabil dan konsisten di dalam situasi lingkungan yang kacau balau. Kebutuhan-kebutuhan ini agaknya lebih cenderung secara psikologis dalam sifatnya. Misalnya kita memerlukan rumah untuk tempat tinggal untuk keluarga, namun jika satu keluarga itu dalam keadaan morat-marit, atau broken home dimana si suami merupakan sumber pelecehan istri dan anak, maka si istri tidak akan dapat memenuhi kebutuhan jenjang berikutnya karena keselamatan atau keamanannya sudah terancam dari mulanya.
Kebutuhan berikutnya untuk dikasihi dan mengasihi akan tertunda hingga ia merasa aman dan sentosa di dalam rumahnya atau keluarganya. Banyak diantara sesama anggota masyarakat menderita dan harus mengadu kepada polisi atau jaksa karena mereka merasa tidak aman serta tertekan, bahkan ada yang harus pindah dari lingkungannya demi keamanan.
Sayangnya banyak orang, terutama yang tinggal di kota-kota besar terjerat di tingkat ini. Tambahannya lagi, kebutuhan-kebutuhan keamanan kadang kala memotivasi kita untuk lebih religius. Agama menghibur kita dengan janji-janji akan satu rumah yang aman dan kekal di surga apabila kita sudah mati dan apabila kita sudah meninggalkan dunia yang fana ini.
Kalau kebutuhan-kebutuhan fisiologis atau badani dan kebutuhan-kebutuhan kemanan sudah dipenuhi maka kebutuhan berikutnya akan muncul yaitu:
Kebutuhan-kebutuhan Kasih ( Love Needs)
Kasih atau cinta agape, cinta persaudaraan (philadelpia love) dan rasa diterima menjadi milik anggota grup dari masyarakat seperti Punguan Parsadaan ni Gultom/Boru dohot bere se JABOTABEK atau menjadi grup Gultomnet.com adalah merupakan tingkat kebutuhan yang lebih lanjut yang terdapat pada jenjang ini.
Pada umumnya manusia, khususnya halak hita batak mendambakan untuk menjadi milik kumpulan, apakah itu kumpulan parsahutaon, parsamargaon, klub, organisasi keagamaan, keluarga, assosiasi, ikatan sarjana, atau Gultom Foundation, yayasan Gultom dsb.
Manusia ingin untuk dikasihi (cinta agape) bukan dikasihani oleh orang lain atau ingin untuk diterima sebagaimana adanya oleh orang lain atau grup tertentu.
Para artis dan aktor merindukan untuk diapplaus setiap mengadakan pertunjukan. Kita juga ingin diperlukan dan diperhatikan namun menolak untuk dipanggar yang disebut SPGR alias sipanggaron. Nah kalau kebutuhan pertama, kedua dan ketiga sudah dicapai, maka kebutuhan berikutnya akan muncul lagi yaitu.
Kebutuhan-kebutuhan Harga Diri ( Self Esteem)
Kebutuhan ini terbagi dalam dua jenis: pertama adalah bahwa harga diri merupakan produk dari keberhasilan kita dalam menguasai bidang pekerjaan kita secara professional, misalnya para ahli pertanian, tehnik, ekonom, guru, dokter, pengusaha, dll. Dan yang kedua rasa harga diri ini merupakan hasil dari penghargaan, penghormatan, keagungan yang datang dari orang lain terhadap diri kita.
Kelihatannya jenjang kebutuhan ini sedikit mirip dengan tingkat sebelumnya dimana seseorang ini merasa dimiliki oleh grupnya atau lingkungannya dalam arti kata yang luas. Umumnya mereka-mereka yang sudah dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya pada tiga tingkat sebelumnya akan mengendarai mobil mewah, karena dengan sikap ini maka ia secara langsung sudah memenuhi kebutuhan harga diri atau self esteem nya.
Sepertinya ia ingin mengatakan, "tau nggak gue udah punya Mersedez Benz tipe S500". Apakah orang sudah akan puas setelah memiliki ke-empat kebutuhan-kebutuhan tersebut diatas? Tentu tidak, rasa tidak puas akan apa yang sudah dicapai dan ingin berbuat lebih lanjut untuk menolong yang kurang mampu termasuk MARTABE membuat orang untuk mencapai kebutuhan yang lebih tinggi lagi dengan apa yang disebut sebagai:
Menyatakan – Diri atau Self – Actualization
Kebutuhan akan pernyataan diri atau self actualization ini adalah merupakan satu keinginan untuk meraih sesuatu hal yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi dalam bidang materiil dan immaterial.
Misalnya seseorang yang sudah memenuhi kebutuhan-kebutuhan atas keempat jenjang sebelumnya. Mereka yang sudah bertengger di peringkat ini serta memiliki apa yang mereka inginkan, akan dapat memaksimalkan potensinya. Mereka dapat mencapai gelar pendidikan yang diinginkan, kedamainan, pengalaman-pengalaman yang indah serta menyenangkan. Mereka ini adalah orang-orang yang berhasil dan takwa kepada Tuhan. Biasanya mereka ini adalah orang-orang yang suka membantu, menjadi pengurus gereja, punguan Toga Gultom, raja parhata, suka menolong orang miskin atau aktif dalam berbagai kegiatan-kegiatan sosial adat lainnya.
Bagi mereka hidup akan berarti jika dapat membantu orang yang tidak mampu, memberikan beasiswa kepada orang yang membutuhkannya. Apabila mereka sudah melaksanakan kegiatan ini, barulah mereka merasa puas seperti rusa yang haus akan air, setelah minum maka ia pun akan puas.
Kesimpulannya adalah bahwa seseorang itu akan dapat mencapai sebagian atau seluruh jenjang kebutuhan ini ditempat dimana ia tinggal, misalnya seseorang yang tinggal di Samosir, Batu Nadua, Batu Manumpat, Pangaribuan Balige, Jakarta, Bandung, Medan bahkan di luar negeri. Secara materil atau immaterial memang berbeda dari satu kampung ke kampung yang lainnya, namun jenjang kebutuhan yang dimaksudkan oleh Maslow akan dapat dipenuhi sesuai dengan socio-ekonomi dan kultur di daerah yang bersangkutan.
Pertanyaan yang penulis mau sampaikan adalah, apakah banyak diantara turunan Gultom yang sudah pada level terakhir?, tentu saja kita masing masing dapat menjawabnya. Halak batak kalau di panggil napogos akan marah hingga turunan ketujuh, biasanya kita senang apabila dipanggil anak ni raja dohot namora. Kalau filsafat diatas diaplikasikan pada orang turunan Gultom maka sudah banyaklah turunan Gultom yang mencapai jenjang yang paling tertinggi yaitu Sel-Actualization.
Kalau premis Batak tersebut diatas kita terima, maka tidak akan sulit untuk mengumpulkan dana beasiswa agar kita dapat membantu mereka yang membutuhkannya di bona pasogit. Setuju kan?.
Jadi pangidoan tu akka hita na adong di pangarantoan on akka na tinggal di Amerika, Eropa dohot Australia, ingot hamu huta hatubuan ni oppu ta si jolo-jolo tubui, hita naung gabe dokter, Insinyur, Doctorandus, Sarjana Hukum, guru, pengusaha, pegawai negeri, pegawai swasta apalagi, dohot angka na so hu dok asa marsada hita laho mangurupi angka ianakonta na so mampu masuk perguruan tinggi.
Mauliate godang.
Amani Lucy ( Oppu Kaela)

No comments:

Post a Comment