Thursday 20 October 2011

Kamus Simalangun Pertama

Inilah kamus Simalungun pertama yang pernah diterbitkan karya putera asli Simalungun Pdt. J. Wismar Saragih. Dalam kata pengantarnya pendeta pertama orang Simalungun ini menulis bahwa daftar kata yang terdapat dalam kamus ini adalah dokumentasinya sendiri …selama pekerjaannya sebagai pejabat pemerintah (pangulubalei) di kerajaan-kerajaan Simalungun.


Dalam kata pengantarnya, beliau juga meminta kepada tokoh-tokoh Simalungun untuk mengirimkan daftar kata-kata yang belum terdokumentasi dalam kamus ini untuk dapat dilengkapi, tetapi sayangnya tak satupun mengirimkannya ke Comite Na Ra Marpodah Simalungun di Pamatang Raya. Uniknya kamus ini diterbitkan dengan bantuan dari pemerintah Belanda melalui cukai karent (rubbergelden).

Untuk urusan budaya Simalungun, kita generasi muda Simalungun sekarang pantas berterimakasih kepada Kerajaan Belanda yang mengambil perhatian dan dukungan yang sangat bersar dalam kelestarian adat budaya, sistim politik dan sejarah serta seni Simalungun. Pada tahun 1935 Belanda khusus mendatangkan ahli bahasa internasional Dr P Voorhoeve menjadi pejabat bahasa (taal ambtenaar) di Simalungun.
Oleh Pdt : Juandaha Raya Purba

Tapak Sulaiman

Ada catatan atau kisah yang mencatat atau mengenang akan adanya utusan atau kedatangan raja Salomo, kalau kita tanya ke beberapa kelompok spiritual tertentu di tanah air dan India, pakistan, ada itu yang namanya "semacam jaringan tetua yang menuntun para guru di Timur Tengah". terlepas dari benar tidaknya.

Demikian menurut mereka:
Raja daud memiliki hubungan khusus dengan kelompok spiritual yang memakai simbol itu yang jika ditarik memang ada hubungannya dengan India (Kashmir)-karena di sana ada keyakinan tongkat Musa di simpan. Konon di sana lah kuburan Yusuf Asaf (?) yang menurut mereka adalah Isa Sang Masiha. menurut penelitian rata2 penduduk sana ada DNA orang jahudi. Ini kontroversi. tapi Prof Haji. Fida Mohammad Khan Hassain Sufi Mistic Previously Director of Archives.... jadi Raja Daud pernah ke kahsmir beberapa kali, di sanalah Ia mendapatkan Yantra itu. Raja Salomo memang pernah datang ke Dvipantara untuk membuka jalur/sambungan mandala yang ada pusatnya di Jawa tengah dan Barat, sebab beberapa candi tua di Nusantara adalah pemancar signal energi,Raja Salomo belajar spiritualisme Sumatra dan java juga ketika itu. Apa yang dimiliki Raja Daud dan Salomo adalah juga bersumber yang sama dengan yang ada di India - karena turunan ajaran Betara Guru-siva. The Star of David adalah simbol Yin-yang, negatif-positif, maskulin - feminin, Krishna-Kali, Siva-Parwati. Ajaran mistik kabbala itu juga konon adalah ajaran leluhur orang2 Nusantara yang diaspora ke sana waktu air bah.

Butir 1-5 ini adalah pendapat kelompok2 khusus di Nusantara. PERCAYA atau Tidak,pilihan ada di tangan kita.Jadi Nusantara adalah pusat ajaran spiritual juga sama dengan India, China, dan Indonesia.Seperti yang kita ketahui bersama, konon shambala itu dulu ada di India, China dan Nusantara.Urusan impor mengimpor ini antara India dan Nusantara menurut pendapat kami tidak ada.Selalu orang Nusantara ahli membuat sintesa.

Soal Raja Daud, Salomo kenapa ke Khasmir itu soal lain lagi. Sebagian orang Java dan Sunda yang familiar dengan kisah-kisah perang mahabharata akan memiliki pengertian tersendiri siapa manusia pertama di Timur Tengah itu.Kenapa orang Timur Tengah begitu keras, alot, terkesan ambisius konon akibat Asvatama yang dihukum ke negeri Arvasthan.Jadi sejarah manusia itu satu. Kita adalah anak-anak MANU...!!!

Ilmu yantra ini juga menyebar hingga ke Jepang, Tibet, dan China. Biasanya yang dituliskan adalah mantra-mantra atau hanya suku kata utama mantra yang biasanya disebut bhija aksara. Contoh-contoh bhija aksara ini adalah Om, Am, Vam, dan lain-lain. Biasanya dianggap mewakili kekuatan dewata tertentu. Hal ini juga berlaku di Bali. Saya ada buku kumpulan yantra Bali dan Tibet. Di dalamnya banyak ditampilkan rerajahan seperti itu. Hal ini memang kajian menarik.
Mengenai Loshu, itu sebenarnya adalah semacam numerologi yang melambangkan alam semesta. Maknanya sangat dalam dan penerapannya biasanya dalam dunia metafisika, seperti Yijing, Fengshui, dan metoda divinasi lainnya. Menurut legenda memang kotak Loshu itu ditemukan di punggung kura-kura.
Saya pernah membaca banyak buku, bahwa memang agama asli di Tanah Batak ada pengaruh Hindu. Salah satu pengaruhnya adalah dalam nama2 zodiak yang mencerminkan pengaruh India. Sebutan bagi Tuhan dalam bahasa Batak adalah dibata yang jelas berasal dari kata devata. Oleh karena itu, memang tidak mengherankan bila kita akan menjumpai rerajahan seperti itu pula.

Kepercayaan di Simalungun Sejak Dulu sudah ada:
Contoh dari tulisan Limbaga Simalungun yang ditulis Alm.Taralamsyah Saragih al;

"Silima Sarokkap" ini berasal dari kepercayaan jaman lampau, dan falasafah ini banyak diterapkan dalam hidup beragama dan sosial Simalungun massa lampau, diantaranya:

11. Sisombahon adalah 5
Opung Haibata Simagod Sinumbah Tondong Namatoras atau Raja

22. Kelompok tutur adalah
Suhut; Sanina Tondong Anakboru Mintori

33. Bagian ruangan dalam rumah adalah
Luluan Tongatonga . Tataring Dipardipar Talaga
44. Gendang dasar Parahot adalah
Parahot Habian Parahot Gunung Parahot sidua Jangat Parahot Ujian .Pandei Parahot Matua
55. Jenis rumah Simalungun adalah
Sopou Bakkiring Balei Rumah Kassang umah Bolon Dan lain sebagainya.
Kedudukan Silima Sarokkap (Lima menjadi satu). ini demikian tinggi maknanya dalam masyarakat Simalungun jaman dulu, sehingga untuk melestarikan gambaran dari Silima Sarokap ini diukur dengan sebutan "Tapak Raja Suleman" dengan mernbubuhkan sebuah silang ditengahnya, dan dukirkan pada irus nasi, tempat minuman dll, yang dianggap dapat menolak sakit perut (sorlupon).

Ini baru spiritualitas, menurut saya.Ritual adalah pengantar kita untuk menyadari roh yang melingkupi semesta itu juga ada dalam diri kita, Roh itu merasuki kita, bagaian dari kita, inti diri kita. Itulah AKU.
Sehingga tak jarang oppung-oppung kita itu mudah sekali menggunakan elemen2 alam untuk mencipta sesuatu, peka terhadap kejadian alam.Akibat perjalanan waktu - penurunan kesdaran kolektif, maka halak simalungun melupakan kearifan lokal ini. maka tak jarang disalah artikan. menggunakan "roh" yang gentayangan itu, untuk dijadikan budak (begu ganjang) bukanlah spiritualitas. ini tindakan kekerasan terhadap "roh" itu karena menghambat evolusinya. yang menguasai nya akan menerima karma.
Memberi sesajen ke pohon besar, sumber mata air, hutan, lembah, gunung adalah lebih kepada penghormatan ROH yang maha memberi lewat tetumbuhan, tanaman, sehingga manusia bisa makan dan minum. tanah, air, udara, api, ruang adalah wujud nyata dari DEBATA. wujud nyata Naibata. Ia Hyang Tunggal.

Aum sarve bhavantu sukhinah
sarve santu niramaya
sarve bhadrani pasyantu
Ma kaschid dukha bhaga bhavet

artinya:

Semoga semua selalu berbahagia
semoga sealu dalam keadaan sehat
semoga semua sejahtra
semoga tidak seorangpun yang menderita

Demikian tonggo-tonggo kala itu
di tepi bukit singgalang...

Kalyanam Astu
(Semoga Anda selalu sejahtera)

Sumber
Edy Taralamsyah Saragih
Neo Simalungun Jaya
Ivan Tani Putra

Diskusi Sejarah Simalungun

Oleh Ivan Tani Putra (1 Maret 2011)


Sejarah kerajaan-kerajaan di Simalungun sangatlah menarik. Oleh karena itu, saya bermaksud mendiskusikannya secara lebih terperinci pada kesempatan kali ini. Sebelumnya penulis mengucapkan terima kasih pada Bapak Parlindungan Damanik, Bapak Masrul Purba Dasuha, dan Bapak Dori Girsang atas bantuan literatur-literatur berharga yang memungkinkan terciptanya tulisan ini.

Iyalah Lebih lama Sejarah Simalungun, berikut literature-literatur ttg hal tsb :
1. KERAJAAN NAGUR (500-1290)
Banyak buku sejarah yang mengawali sejarah Simalungun dengan mengulas mengenai Kerajaan Nagur, yang dikatakan berdiri di tahun 500. Apabila benar berdiri pada tahun 500 hingga 1290, tentu kerajaan ini berdiri hampir bersamaan dengan Sriwijaya. Sayangnya, buku Sejarah Nasional Indonesia belum banyak membahas mengenai kerajaan ini. Keberadaan kerajaan ini padahal memang tercatat dalam beberapa sumber sejarah, seperti Marcopolo, Buzurug bin Syahriar (Persia), Ferdinand Mendez Pinto (Portugis), berita China, dan lain sebagainya.

Permasalahan yang ada dengan sejarah Nagur adalah minimnya informasi mengenai sejarah kerajaan tersebut. Nama raja Nagur yang diketahui hanyalah Marahsilu atau Sorotilu, yang tak lain dan tak bukan adalah raja Nagur terakhir. Siapakah pendiri Kerajaan Nagur dan bagaimana pendiriannya tidaklah diketahui dan masih berada dalam bayang-bayang sejarah. Hal ini tentunya merupakan pekerjaan rumah bagi para sejarawan dan penggalian arkeologis di masa mendatang. Diharapkan penelitian lebih lanjut akan sanggup mengungkapkan lebih banyak mengenai Nagur.
Apabila Kerajaan Nagur eksis antara 500-1290 dan satu generasi diperkirakan 30 tahun, maka sekurangnya telah ada 26 generasi yang memerintah Nagur.
Mengungkapkan raja-raja ini satu persatu tentulah merupakan pekerjaan yang berat. Apakah nama-nama raja Nagur akan selamanya berada dalam bayang-bayang kegelapan sejarah…?

Nagur disamakan dengan Negeri Parpandanan Na Bolak, sebagaimana yang terdapat dalam buku Sejarah Simalungun, karya D. Kenan Purba SH. & Drs. J.D. Purba. Meskipun demikian di dalam wiracarita yang luar biasa tersebut banyak dibumbui oleh hal-hal yang berbau mitos.
2.AKHIR KERAJAAN NAGUR
Terdapat berbagai sumber yang menjelaskan mengenai akhir Kerajaan Nagur.

1. MARAHSILU, raja Nagur terakhir, masuk agama Islam dan menjadi sultan pertama Samudera Pasai (dengan gelar Sultan Malik al Saleh). Jika demikian, dapat disimpulkan bahwa Samudera Pasai merupakan penerus Nagur. Sumber: Jalannya Hukum Adat Simalungun, halaman 33. Masih menurut buku yang sama, raja-raja Nagur bermarga Damanik Nagur.

2. TUAN SI PINANG SORI, pendiri Kerajaan Raya menikah dengan puteri raja Nagur (Bou Nagur)-lihat Jalannya Hukum Adat Simalungun, halaman 33. Padahal dari Tuan Si Pinang Sori hingga raja terakhir, (Tuan Yan Kaduk Saragih Garingging hanya dianggap sebagai pemangku raja saja) terdapat 16 generasi. Jadi kurang lebih 480 tahun. Oleh karena itu, Kerajaan Nagur tidak boleh dianggap benar-benar berakhir pada abad ke-13. Yang dimaksud Nagur di sini tentunya adalah kerajaan penerus Nagur.
3. Nagur diteruskan dan beralih nama menjadi Nagur Bolag Silou, yang merupakan negara konfederasi. Oleh pengaruh Aceh konfederasi ini dipecah menjadi empat kerajaan yang merdeka, yakni Silou, Panei, Siantar, dan Batangiou (kelak menjadi Tano Jau atau Tanah Jawa)-sumber: Kerajaan Silou: Historiae Politica, halaman 1).

4. Nagur terbagi menjadi lima, yakni :
• S(i)Silou yang kemudian menjadi Dolok Silou.
• Kerajaan Raya Kahean (marga Saragih); kemudian terbagi menjadi Panei (marga Purba) dan Raya (marga Saragih Garingging).
• Kerajaan Jumorlang, kemudian menjadi Kerajaan Siattar (Siantar) yang bermarga Damanik.
• Kerajaan Hoyong Hataran, bekas Kerajaan Batangiou, yang bermarga Sinaga.
• Kerajaan-kerajaan Pardabbanan, yang kelak menjadi wilayah Kesultanan Asahan dan Kota Pinang.
CATATAN: Jumorlang ini sebenarnya lebih tepat disebut partuanon yang menjadi bagian Nagur (lihat Sejarah Simalungun, karya D. Kenan Purba dan Drs. J.D. Purba, halaman 29).

5. Menurut buku Sejarah Simalungun, buah karya D. Kenan Purba, SH. dan Drs. J.D. Poerba, halaman 5, disebutkan bahwa Kerajaan Nagur berakhir tahun 1367. Dalam buku yang sama dijelaskan bahwa menjelang permulaan abad ke-13 Nagur mulai merosot kekuasaannya (halaman 16).
Nagur terlibat perselisihan dengan Samudra Pasai, yang rajanya merupakan menantu raja Nagur. Sang Ni Alam (Malikul Saleh) menikah dengan Sang Mainim, puteri Sang Ma Jadi, raja Nagur. Data ini tentunya bertentangan dengan poin 2.a di atas, karena Sultan Malikul Saleh bukanlah raja Nagur melainkan menantunya saja. Pada tahun 1295 disebutkan bahwa wilayah Nagur telah makin mengecil, karena rajanya hobi bermain catur (halaman 17). Di sebelah barat Nagur mulai berdiri kerajaan Lingga, yang wilayahnya terhampar luas dari Tanah Karo hingga Gayo/ Alas di Aceh.
Pada tahun 1275, Raja Kertanegara dari Singasari mengirimkan ekspedisi Pamalayu guna menaklukkan kerajaan-kerajaan di Sumatera. Guna mengamankan hasil ekspedisi tersebut dikirim pasukan Singasari di bawah pimpinan Indrawarman ke Dharmasraya di Jambi. Terjadi peralihan dan perebutan di Jawa yang akhirnya memunculkan Majapahit. Indrawarman tidak mau tunduk lagi pada Majapahit dan mendirikan Kerajaan Silou pada tahun 1295. Dengan demikian, di bekas wilayah kerajaan Nagur ini telah berdiri empat kerajaan, yakni Nagur sendiri, Samudera Pasai, Harou, dan Silou.

Pada tahun 1357 berdiri lagi kerajaan Batangiou, yang menurut legenda berasal dari putera raja yang dibuang karena berdasarkan ramalan ia akan mendatangkan malapetaka bagi kerajaan.
Pada tahun 1367 terbentuk federasi kerajaan yang bernama Batak Timur Raja (lihat halaman 23), yang beranggotakan: Nagur, Silou, Batangiou, dan Harou. Inilah yang disebut Raja Na Opat fase pertama. Belakangan, kedudukan Harou tidak lagi dimasukkan dalam Raja Na Opat, karena telah menganut agama Islam.

3. KERAJAAN SITANGGANG
Berbeda dengan sumber-sumber di atas, buku Kolonialisme dan Etnisitas: Batak dan Melayu di Sumatera Timur Laut, halaman 138, menyebutkan lagi mengenai keberadaan Kerajaan Sitanggang di samping Nagur. Jadi pada mulanya di Simalungun selain Kerajaan Nagur terdapat pula Kerajaan Sitanggang. Sumber lain menyatakan bahwa Sitanggang ini ada kaitannya dengan Kerajaan Tanah Jawa yang berdiri belakangan.

4.DISKUSI SEMENTARA
Setelah mencermati data-data di atas, nampak sekali bahwa merekonstruksi sejarah awal Tanah Simalungun sangatlah rumit dan laksana menyatukan kepingan-kepingan puzzle, yang bahkan nampaknya tidak bersesuaian satu sama lain. Pertanyaan pertama adalah, apakah Nagur merupakan satu-satunya kerajaan awal di Simalungun? Jika benar ada Kerajaan Sitanggang di samping Nagur yang kelak menjadi Kerajaan Batangiou, lalu Hoyong Hataran, dan akhirnya Tanah Jawa, maka tidak benar bahwa Nagur telah terpecah menjadi salah satunya Batangiou, karena kerajaan itu eksis bersamaan.
Kedua, kerajaan-kerajaan pecahan Nagur di poin 2b dan 2c tidaklah sepenuhnya sama. Kita akan mencoba mediskusikan tentang Kerajaan Panei terlebih dahulu.

5. KERAJAAN PANEI
Leluhur Panei konon adalah putera bungsu yang tidak disebutkan namanya berasal dari kampung Suba Nabolak (lihat Sejarah Batak, halaman 172). Ia tidak puas dengan kakaknya dan pergi merantau, yakni ke arah Timur. Ia lalu tiba di kampung atau dusun raja nagur dekat Pematang Pane saat ini. Jadi berdasarkan informasi ini, pendirian kerajaan Pane saat Nagur masih eksis. Apakah pendirikannya juga ditempatkan di abad ke-13? Masih menurut Sejarah Batak, raja Panai kedua bergelar Marsita Juri atau Parhuda Sitanjur dan ditempatkan di abad ke-19! Oleh karena itu, sumber tersebut nampaknya mengandung kesalahan. Sumber lain menyatakan bahwa telah ada 15 generasi yang memerintah Panai, hingga rajanya yang terakhir, Tuan Marga Bulan.
Oleh karena itu, Panei diperkirakan telah berdiri kurang lebih 450 tahun (1946-450=1496). Jadi bila dikatakan Panei merupakan pecahan Nagur, ada rentang waktu sekitar 200 tahun antara keruntuhan Nagur dan berdirinya Panei. Apakah mungkin telah terjadi pergantian dinasti di Panei? Dalam kurun waktu 200 tahun itu diperkirakan ada sekitar 6-7 raja yang tak dikenal lagi.
Sumber lain menyebutkan bahwa raja Panei pertama, Tuan Suha Bolag Sidasuha merupakan saudara Tuan Rubun, raja Silo Dunia. Menurut silsilah yang disarikan dari buku Kerajaan Silou: Historiae Politica, terdapat 9 generasi hingga raja Dolok Silou terakhir, Tuan Bandaralam (1942-1947)-selaku keturunan ke-9 dari Tuan Rubun. Sementara itu, di Panei sendiri telah berlangsung 15 generasi. Adanya perbedaan sebanyak 6 generasi (kurang lebih 180 tahun) tentu tidak mungkin, sehingga tentu ada nama-nama raja yang kurang atau tak diketahui lagi namanya.
6. KERAJAAN BATAK TIMUR RAJA DAN KERAJAAN RAYA
Dalam merekonstruksi sejarah Tanah Simalungun, kita perlu mencari suatu acuan atau kerangka yang pasti. Salah satu acuan yang bisa dipakai adalah serangan Aceh terhadap Kerajaan Batak Timur Raja (Lingga Timur Raja atau Aru atau Purba Raja) pada tahun 1539. Raja Batak Timur raja ketika itu bernama Maharaja Agy Sry Timur Raja (Sejarah Karo dari Zaman ke Zaman, jilid 1, halaman 11) gugur bersama tiga puteranya. Hal ini juga telah diverifikasi oleh laporan Mendez Pinto dari Portugis. Ia meriwayatkan bahwa ipar raja bernama Aquarem Dabolay mengirim surat memohon bala bantuan dalam bahasa Melayu kepada Portugis. Aquarem Dabolay ini diidentifikasi sebagai Tuan Anggrahim Nabolon atau Tuan Raya Simbolon, yakni raja Raya ketiga. Dengan demikian Raya telah ada semenjak abad ke-16.
Dengan demikian, raja Raya pertama Si Pinang Sori boleh ditempatkan di abad ke-15. Berdasarkan daftar raja-raja Raya yang penulis miliki, terdapat 16 generasi raja Raya (jika Tuan Yan Kaduk Saragih Garingging hanya dianggap sebagai pemangku saja). Enam belas generasi itu akan memakan waktu kurang lebih 480 tahun. Jadi kerajaan ini didirikan pada 1940-480=1460, yakni abad ke-15. Dengan demikian, ini sangat cocok dengan sumber Portugis. Dengan demikian, kronologi Raya boleh kita jadikan acuan.

7. KERAJAAN PURBA DAN PANEI
Leluhur Kerajaan Purba berasal dari daerah Pakpak dan dinamakan Pangultob-ultob. Ia kemudian mengabdi pada Tuan Naguraja dan diangkat sebagai menantunya. Pada perkembangan selanjutnya, sewaktu mengejar seekor burung, dalam perjalanan pulangnya ia tersesat ke kampung Simalobang, daerah kekuasaan Kerajaan Panei (lihat Sejarah Simalungun karya T.B.A. Purba Tambak, halaman 110). Oleh karenanya Kerajaan Panei tentunya telah ada lebih dahulu dibanding Purba. Raja Panei telah ada 15 generasi, sedangkan Purba telah ada 14 generasi.
Berdasarkan perkiraan Kerajaan Purba berdiri pada kurang lebih 1526 (1946-14×30). Sementara itu, seperti yang telah diungkapkan di atas, Kerajaan Panei berdiri kurang lebih 1496. Jadi memang benar bahwa Panei telah berdiri lebih dahulu.

8. KERAJAAN SILOU
Sejarah Dolog Silou mencatat bahwa pada tahun 1615 yang dijadikan permaisuri utama (Puang Bolon) Tuan Sindarlela adalah putri raja Nagur (lihat Sejarah Simalungun, karya D. Kenan Purba, SH & Drs. J.D. Poerba, halaman 28). Tuan Sindarlela adalah kakek Tuan Rubun, saudara raja Panei pertama. Data ini nampaknya bertentangan dengan catatan-catatan di atas, karena bila Tuan Sindarlela hidup di abad ke-17, maka keturunannya tentu lebih kemudian lagi. Padahal, Kerajaan Panei diperkirakan berdiri 1496. Oleh karenanya, timbul ketidak-cocokan di sini. Selain itu, disebutkan bahwa ayah Tuan Sindarlela yakni Tuan Horsik (Jigou) disebutkan hidup pada tahun 1450 (halaman 26), jadi tidak mungkin apabila Tuan Sindarlela hidup di abad ke-17. Tuan Sindarlela seharusnya diperkirakan hidup pada tahun 1480-an. Barulah dengan demikian, silsilah Silou akan bersesuai dengan Panei.

9.KERAJAAN TANAH JAWA
Seperti yang telah dikemukakan di atas, telah terjadi beberapa kali pergantian kekuasaan di Tanah Jawa. Yang pertama ada di kawasan ini adalah Batangiou, yang berubah menjadi Hoyong Hataran, dan belakangan menjadi Tanah (Tano Jawa).
Pada buku Jalannya Hukum Adat Simalungun halaman 56, dikisahkan bahwa raja Buhit Nabolag memiliki seorang anak yang semenjak masa mudanya telah mengembara ke sana kemari. Ia akhirnya tiba di Negeri Urat dan diangkat sebagai anak oleh penguasa negeri tersebut. Ia akhirnya kembali ke negerinya. Ternyata itu adalah saat yang tepat, karena kerajaan ayahnya direbut oleh panglima perang bernama Sitanggang dalam legenda tupai bersuara manusia. Pengembara itu, akhirnya berhasil merebut kembali kerajaan ayahnya dalam legenda selendang menjadi ular dan menjadi raja Kerajaan Hoyong Hataran.

Sementara itu,menurut buku Sejarah Simalungun, karya T.B.A Purba Tambak, halaman 40, disebutkan bahwa leluruh Kerajaan Tanah Jawa berasal dari Urat.
Konon terdapat tiga orang bersaudara, dengan kakak sulung mereka bernama Muharaja. Ia lantas membentuk perkampungan Dolok Panribuan. Muharaja kerap berdagang rotan. Suatu kali tibalah ia di negeri raja Sitanggang. Oleh raja, ia lantas dijadikan juru penyadap tuak. Menurut legenda tupai yang bersuara “tor-gotok-gotok.. tor gotok gotok,” Muharaja akhirnya berhasil menjadi raja menyingkirkan raja Sitanggang.
Apabila kita menghitung generasi raja-raja Tanah Jawa, yakni (1) Muharaja, (2) Sorgalawan, (3) Jontabulan, (4) Sorgahari, (5) Usul, (6) Jintanari, (7) Hora Timbul Majadi, (8) Padang Rangin atau Podangrani, (9) Tuan Raja Maligas, (10) Tuan Jintar, (11) Tuan sang Majadi, dan (12) Tuan Kaliamsyah, maka dinasti Kerajaan Tanah Jawa yang sekarang mulai berkuasa sekitar tahun 1586.

10. KERAJAAN SIANTAR (SIATTAR)
Menurut silsilah yang ada di buku Raja Sang Naualuh, karya Jahutar Damanik, telah ada 15 raja yang memerintah Siantar (menurut Bapak Masrul Purba Dasuha ada 18 raja tidak termasuk pemangku). Sang Naualuh sendiri adalah raja ke-14 menurut Jahutar Damanik, atau raja ke-17 menurut Bapak Masrul Purba Dasuha. Apabila Sang Naualuh memerintah 1889-1906, diperkirakan Siantar berdiri pada 1469 atau 1379. Pendiri Siantar, Raja Namartuah atau Puanglima Parmata Tunggal konon adalah putera mahkota raja Nagur terakhir (Raja Sang Naualuh, halaman 37). Ia kemudian mengalahkan Tuan Jumorlang (penguasa Partuanon Jumorlang) dan menjadi raja Siantar pertama.

11. KERAJAAN SILIMAKUTA
Terdapat tujuh generasi raja yang memerintah Silimakuta. Oleh karenanya Si Girsang, pendiri Kerajaan Silimakuta, diperkirakan hidup pada abad ke-18.

12.SARAN KRONOLOGI KERAJAAN-KERAJAAN DI SIMALUNGUN
Berikut ini, penulis menyarankan kronologi kerajaan-kerajaan di Simalungun. Tentu saja kronologi ini masih jauh dari sempurna dan memerlukan penelaahan lebih lanjut. Kritik dan saran dari para pembaca sangatlah penulis harapkan demi makin jelasnya sejarah,
Perlu diadakan penelitian arkeologis lebih lanjut guna mengungkapkan nama-nama raja dan kerajaan yang belum ditemukan hingga saat ini. Kemudian perlu diadakan penelitian lebih intensif terhadap berbagai pustaha yang berisikan sejarah.
DAFTAR PUSTAKA
Damanik, Jahutar. Jalannya Hukum Adat Simalungun, P.D. Aslan, 1974.
———————. Raja Sang Naualuh, Medan, 1981.
Girsang, DJarani. Tuan Parpandanan Nabolak. YAKIN, 2009.
Purba, D. Kenan & Poerba, Drs. J.D. Sejarah Simalungun, Bina Budaya Simalungun, 1995.
Purba Tambak, Herman. Kerajaan Silou: Historiae Politica.
Purba Tambak, T.B.A. Sejarah Simalungun
Putro, Brahma. Sejarah Karo dari Zaman ke Zaman, Penerbit Ulih Saber, Medan, 1995.
Sangti, Batara. Sejarah Batak, Karl Sianipar Company, Balige, 1978.

Friday 22 July 2011

Ja atau Raja

Masih tentang pengayaan akan kazhanah pengetahuan ke- batakan, maka kali ini saya mencoba memberikan sedikit ulasan tentang asal-usul nama-nama orang batak. Menurut apa yang pernah saya dengar, bahwa banyak nama-nama orang batak itu selalu di mulai dengan kata Raja. Hal ini tentunya bisa kita pahami, karena sudah menjadi rahasia umum, kalau semua orang batak adalah ‘raja’ yang walaupun tak punya bawahan atau anak buah. Dan tentunya semua perempuan batak adalah boru ni raja.

Sebenarnya masih ada satu lagi sebutan yang kedudukanya dalam tatanan kehidupan orang batak hampir sama dengan raja, yaitu Namora. Bedanya, kata yang satu ini tidak pernah diabadikan menjadi imbuhan nama seseorang. Lebihnya, hanya menunjukka strata sosial secara ekonomi, dan biasanya ditujukan kepada marga pendatang
Sebuah contoh, didalam sebuah perhelatan pesta misalnya, maka semua yang dinamakan ‘raja’ tadi itu tetap ikut bekerja. Namanya saja ‘raja’ tapi dengan embel-embel parhobas, jadilah raja parhobas. Raja ni pamoruon, Raja ni dongan tubu, Raja huta, Raja Parhata dan banyak raja-raja yang tak punya wilayah lainnya tetap harus ikut bekerja. Sungguh berbeda dengan Raja di negeri lain, bukan?
S
ejalan dengan status darah biru ke bangsawanan (sude do berarti bangsawan halak batak ateh)yang mengalir pada tubuh orang batak, maka banyak nama-nama yang di awali dengan kata ‘Raja’. Banyaklah orang batak yang mempunyai nama Raja Ingot, Raja Ihutan, Raja Daud, dan yang lainya. Lambat laun, penggunaan kata ‘raja’ ini secara harafiah di depan nama seseorang menjadi berkurang. Lalu digantikan atau dipendekkan menjadi ‘JA’.

JA inilah yang sekarang banyak dipakai orang yang sebenarnya merupakan singkatan dari kata Raja.
Jamordong artinya raja mordong. Entah dia mordong karena memang hobi atau kebiasaanya, ataukah dia mordong karena pengaruh tuak. Lalu ada Japikkir, alias Rajamarpikkir. Mikir nggak mikir, dia tetap raja marpikkir. Jaullus, atau raja ullus. Menurut saya Ullus artinya berhembus. Jaullus artinya raja yang berhembus. Entah darimana dan hendak kemana nantinya hembusan ini, maka baiknya kita tanya yang punya nama. Jaultop, atau Raja Ultop. Jakurlung, Raja kurlung.

Dan masih banyak kita temui hingga kini, nama-nama orang batak dengan dua huruf pertama ‘JA’. Yang artinya.
Dangi ninna rohamnuna kale-kale??

14 Komentar pada tulisan “Ja atau Raja”
1.
Risma Panjaitan : Friday, May 22, 2009, 12:03
iteng… sombu ni rohamunai.. tok dang adong namangkomentari tulisan on hape tutu hian do nadidok ni panurat on.. Jamordong,jaullus,japikkir,jultop,jakurlung,jabornok,japurlang,jaoccop,jamordit,japurlik,japolgak,jamitong, heheh gabe rarat akke…adongdope hape Japokkik..kwwkwkakakakakk alai akka donganku adongdo goar nabagak kale.. Jamin,Jauhara, jantius, jandixon,jamuara, jasola, jannen, ima jamidun par tarabittang…
[Balas...]

Jaullus (Raja mullus-ullus):
May 26th, 2009 | 17:35
Penambahan kata raja di depan nama e ehk, occe jo bage mara hata inngris au ai dangi nahudok. Bolo adong hata raja mula ni oar di sada halak, namatujuan nadenggan do asa nian di hangoluhon songon raja ni na denggan misalna Japikkir, Jasukku asa bage raja si sukkunon do dohot raja na girgir mar pikkir. alai tujoloanna, bage asal mambaen man songon Jamordong, asa bage raja namordong-ordong. Isema naolo mordong-ordong da, minggot ma dihilala? isema naolo minggot? Jaullus asa bage raja na maullus-ullus, je boha musema halak na mullus-ullus on? da holan na bauan ma donganna di baen on?. Jemambaen awal ni goar “ja” ikkon manat do. Ima ala so di pikkiri na mambaen goar. Tutu do nani dok ni akka dongan, Ja manang Raja , naeng pasangap hon sasa halak manang horong, “raja Par hobas” Raja ni Parboruon, Raja ni dongan sahuta, raja amin asa di aminkan, je molo raja mordong asa mordong sude jolmaon? bursik ma naroa ndada ise olo minggot. Horasss Majuuuu Teruuuuus GBU.
[Balas...]

zul azmi sibuea:
June 8th, 2009 | 09:36
HORAS,
mangalusi ma au muse, mengenai pemakaian kata raja, yang sangat enteng bagi masyarakat batak, sedemikian entengnya sehingga gelaran sebagai identifikasi seseorang juga mengguna-kan raja yang disingkat JA, misalnya JAKURLUNG.
saya menduga, kata RAJA berasal dari kata kuno sanskrit,pali,atau persian yang menjadi induk ratusan bahasa di india dan indonesia. mulanya kata raja mempunyai arti bijaksana, gembira, baik hati, berkebajikan,berbakti dalam kehidupan bersama. pada masyarakat persian sifat ini ditandai dengan dewa “ahura mazda” atau “hura mazda”. dalam pemakaiannya kata raja seringkali dipakai dengan penghilangan huruf “a” yang terakhir hingga menjadi “RAJ”, yang berarti putera. dikalangan pemakai bahasa aslinya seringkali dipakai untuk nama misal nya “rajsanjani” yang berarti putera mahkota dari sanjani.
kembali pada pengertian awal, bahwa RAJ mempunyai arti sama dengan kebijaksanaan — nah ini sangat paralel, atau analog dengan “KIN ATAU KIND” yang berarti kebaikan, kebijaksanaan dalam bahasa inggeris atau “KINDER” yang berarti anak dalam bahasa inggeris, dan selanjutnya berubah menjadi “KING” berarti raja, “KINDOM/KINGDOM” kerajaan dan “KINSHIP” kebijaksanaan.
dari logika pengertian seperti inilah saya berkesimpula bahwa “APA KABAR” yang dalam bahasa cina diungkapkan menjadi “NI HAO” yang arti lurusnya adalah NI=ENGKAU, HAO=BIJAK atau BAIK, dan dalam dialek betawi “Hei, kamu baek”
dan dalam bahasa batak sudah barang tentu “HO RAJ”. dengan demikian asal kata Horas yang kita kenal dan sering gunakan adalah dari “HO RAJ”,berubah menjadi”HORAZ”dan kita mudahkan menyebutkannya dengan HORAS,
botima.
[Balas...]

swandysihotang:
June 8th, 2009 | 10:26
pengertian Raja pada orang Batak sedikit berbeda dengan pengertian Raja yang dimengerti pada umumnya. Raja dalam orang Batak artinya adalah Hasangapon, Hagabeon, Hamoraon. Sedangkan pengertian Raja yang ada pada umumnya adalah, memiliki Hasangapon, Hagabeon, Hamoraon dan juga memiliki anak buah dan macca yang membayar pajak.
songoni do kan?
Horas
[Balas...]

2.
Ricardo ap Marboen/ edo : Friday, May 22, 2009, 14:41
Hahahahaha…….. SAPOT !!!!!
je kani, boha museng ma molo JANGGAPURI ?
Berarti hapengna dah, Raja NGGAPURI nimmuma !?
hahahaha…. mungkin asal ni i ra,sian RAJA SINGAPUR ma ra akke ? heheheehe
Horas jala gabe, Tetap semangat dan GBU, Amen.
[Balas...]

3.
zul azmi sibuea : Monday, May 25, 2009, 7:30
Penggunaan kata raja secara tradisional sejak dahulu pada masayarakat batak, tidak selalu berkaitan dengan “Raja yang mempunyai teritorial kekuasaan, dan perangkat kerajaan yang dikenal pada masyarakat jawa, misalnya Raja Mataram, atau bahkan Raja Monaco”. Penggunaan kata raja hanya menunjukkan penghargaan pada mereka yang secara adat memangku fugsi tertentu dalam hirarki dalihan natolu, misalnya Raja Hula-hula, atau bahkan fungsi dalam penataan sebuah kerja-bersama misalnya Raja parhobas.
Masyarakat batak mengunakan istilah “Raja” dengan pengertian yang lebih luas dari etnik lain, sehingga Isuzu yang dalam iklannya disebutkan “Rajanya Diesel” tidak ada salahnya kita panggil “Jadisel”.
[Balas...]

4.
Risma Panjaitan : Monday, May 25, 2009, 15:34
Hahah Janggapuri,, adong dope hape,,,olodo ra tutu sian Singapuri ai marga Marbun doi ra akke../ Ito Zul Azmi Sibuea.. songonna sphea mullop hamu ito sian dia do hutamuna jala didia hamu tinggal saonari?? alana jarang2 do dapot akka hamu hula2i marga sibuea,, Horas ma Ito,,,,
[Balas...]

5.
Ricardo Marboen/edo : Tuesday, May 26, 2009, 16:13
Idageeee…. hamuna kale-kale,
Adong kodo hapengna nasomanda SIJANGGAPURI, hahahaha….. asa diboto ho he, kale-kale, DATUNG ma marga Marbun kasida.
Tung mansai tabo hian do markombur dohot amanta SIJANGGAPURI i, ittor lupa do tikki NIAHAP molo Markombur dohot ibana.
je ibana,TONDONG/Family nami hian kodo on, ima apala lae ni lae Alm Mangudur Simamora ma (hahadoli ni itoku Ratna Marbun) .
Najolo ninna, markantor di Kantor Gubernur (Tk.I) do imana, alai ala ni jugulna, bage dimutasihon tu Kantor Bupati Taput(Tk.II),di Ktr Bupati pe tong ninna jugul, alani i, dipapindah museng tu Ktr Camat Pakkat (Tk.III), di Kantor Camat pe kani, tong TOK JUGUL hian, alanii bage DIPAUSSAT ma tu Kantor Desa di Tolping (mulak tu hutana), bah, JANGGAPURION HIAN nimmumaaa…… hehehehe…..
Je kani, molo nisukkon ibana (alana tok TAGI mandok JANGGAPURION) aha do arti nii ningon, ITTOR di dokma BAH, IMA NASIB NA UMPAET sian NA UMPAET, artina HALEON POTIR HIAN Nimmuma,.. hahahaha……..
Horas Jala Gabe, Tetap Semangat dan GBU, Amen.
[Balas...]

Jaullus (raja mullus-ullus):
May 27th, 2009 | 10:52
Lae! Ricardo!ndang partolping anggo halak simangudur,manang “tokke mangan” alai parsiniang do halakon. na ro do najolo halak on tu siniang mangihuthon akka dongan tubuna naung par jolo ro tu Sijarango. Boha do kabar ni nantulang (br Marakkir?) sehat do nantulangi jala didia do tinggalna? Naung mulak do hamu sian Kalimantan? Melalui internet on hea do husukkun hamu alai ndang di alusi hamu. ala naung mate huroa namboru dohot amangboru munai. Saiadong ma tikki na denggan lao parjumpaanta akkeh Horaaaasssma majuuuuuu teruuuussss GBU
[Balas...]

6.
Ricardo ap Marboen/ edo : Wednesday, May 27, 2009, 12:44
Mbahhhhh,…. terlalu SI BERES on, NANTIGAN ma hea disukkun hamu ahu ?
Tokka ma i dah lae, datung boi dohonon muna alani naung jumolo i NAMBORU dohot AMANG BORU nami i, PALIAS MA i, Unang ma tabiasahon lae ” PAJOLO GOGO PAPUDI UHUM “, TOKKA DO SONGON i (ittor manguhumi), dungi muse lae, dang hian binoto dah manang ise Si RAJA MULLUS-ULLUS on, hape kani dung ni RIMANG-RIMANGI, baru pe asa DAKOT ahu, mungkin laekku Si BERES, anak ni PASAORASI do ra on, inna rohakku.
Je horas ma tutu lae.
Ianggo posisi ku, nuaeng di Pontianak dope lae, rencana ku sahat tu tgl 03 Juni 2009 on asa mulak tu Jakarta.
Ia Uma/Inang nami (nantulang muna br Simorangkir), di Medan do, dijabu ni laemuna siampudan i (Guntur Marbun), jala na diari Senen i pe mulak (Opname Uma selama +/- 10 Ari di Rs. Elisabeth Medan). Abang Dokter Hardy dohot Ito siangkangan nang siampudan pe mulak do tu Medan, rencanaku bulan juni on ma mulak tu Medan.
Taringot tu amang boru tokke “M”, datung ma na sian Tolping nasida hudok dah, alai Akkang niba SIJANGGAPURI ido na sian Tolping.
Horas Jala Gabe, Tetap Semangat dan GBU, Amen.
[Balas...]

7.
Jaullus (raja mullus-ullus) : Wednesday, May 27, 2009, 14:49
je kani pikkiri hamu majolo sian diamhuboto na diklimantan hamu anggo so sian akka dongan nadi partukkoan on. siani pe ninna rohakku ndang so botoon mu nalulu- lulu au, jala marjanji hian do parhalado ni partukkoan on lao pasahathon tonakku jadi dang namanguhumi au lae. alana tikki i husukkun do dongan parhalado dison ise sasittongna si sicardo on je husippulhan ma anak ni mantari marbun jala toho nina nasida je hubaen mapesan di partukkoan on. ondope hea marbalos, dung marpahoppu iba hehhehhehhaha. horaaaaa majuuuuteruuussss.GBU
[Balas...]

8.
Ricardo ap Marboen/ edo : Wednesday, May 27, 2009, 17:12
Bah ! ai nandigan hamu marpahoppu lae ? berarti muli manang na mangoli hape akka bere i, ndang be nanggo di paboa hamu tu hami akka HULA-HULA ni natua-tua mu ! Terlalu !!!!!!
“husukkun do dongan parhalado dison ise sasittongna si sicardo on je husippulhan ma anak ni mantari marbun” —> ai pardiham do tahe nanidok mi ? manang na so diingot hamu be tahe martutur ????
[Balas...]

9.
Jaullus (raja mullus-ullus) : Thursday, May 28, 2009, 9:20
maaf lae, ai nantoari huhut do au mangisgis jadi nunga botari tanggung hian akkeh! bage parjolo sigisgisonon hu pasae. hape bage lupa mangalusi hamu.
Jadi parmuli ni bere mu si Irma, nijou do hamu angka tulangku alai terbatas do undangan. rodo hamu akka tulangku alai holan sian Sibokkare (7bokka2)do naro. ima nadi tanggal 14 februari 2009. PB 8 do manang sigira-gira. tung songoni pe maila iba di dabu giring-giring di gareja, nihalashon ma ai So Tarjua Ro Berkat, jala laos ondo goar ni pahoppuntai. songonima lae horas ma. Majuuu teruuusss GBU all.
[Balas...]

10.
Lismawati Hansel - Sinaga : Monday, June 8, 2009, 13:48
keterangan ito Zul Azmi masuk akal.
[Balas...]
sumber: www.tanobatak.wordpress.com
foto : siregarbatak.blogspot.com P. SITORUS [Pargonsi sian Parsambilan Kec. Silaen] Angka onma goar-goar ni gonsi naung huparguruhon sian angka dongan pargonsi dohot sian angka natua-tua naumboto ruhut ni gonsi GONDANG NAPITU : 1. Gondang mula-mula 2. Gondang somba-somba 3. Gondang sampur marmeme 4. Gondang didang-didang 5. Sampur marorot 6. Gondang simonang-monang 7. Gondang sitio-tio Gondang napitu on dipangido hasuhuton ditingki mambuat tua ni gondang. Mangihuthon hatorangan ni angka natua-tua ndang apala ... Selengkapnya...

HIKAYAT SARAGIH SIPARMATA

Oleh: Masrul Purba Dasuha, S.Pd


Pada abad 18 hiduplah seorang pria bernama Jamta Simarmata di Liang Nangka suatu kampung di pedalaman pulau Samosir, yang berdekatan dengan kampung Pardosi. Jamta adalah seorang anak petualang yang kerap melakukan pengembaraan hingga pergi jauh meninggalkan kampung halamannya. Ketika berusia remaja tibalah ia di daerah Tapanuli Selatan, saat berada di sana pada suatu hari ia bertemu dengan seorang pedagang kain yang berasal dari Malaysia bernama Ibrahim, lalu ia merasa tertarik dengan pedagang itu, lantas ia memutuskan untuk mengikutinya dan menjadi pembantu menjajakan kain milik si pedagang.

Kedekatannya dengan pedagang itu akhirnya membawanya sampai ke negeri Malaysia. Sesampainya di sana ia kemudian diangkat sebagai anak angkat olehnya dan diajak menganut agama Islam, tidak hanya itu oleh si pedagang namanya pun diubah menjadi Jamta Malayu serta tidak melekatkan marga. Setelah beberapa tahun bermukim di Malaysia, ia melihat banyak masyarakat yang sudah menunaikan ibadah haji, lantas ia pun berniat untuk mengikuti jejak mereka. Untuk mewujudkan hal itu, ia kemudian terpikir untuk meminta harta pusaka dari orang tua kandungnya, Jamta lalu memutuskan kembali ke kampung halamannya di Liang Nangka, Samosir. Setibanya di sana dengan rasa haru dan bahagia kehadirannya disambut oleh segenap keluarga dan sanak familinya, betapa tidak, anak yang sudah lama menghilang kini muncul kembali dalam keadaan sehat dan sudah tumbuh dewasa. Di sela-sela merayakan kehadirannya, Jamta pun menceritakan seluruh pengalaman yang telah ia jalani serta niatnya ingin meminta bagian dari harta pusaka, permintaannya itu ternyata tidak diperkenankan oleh orang tuanya demikian juga sanak famili yang lain, pupuslah harapannya untuk menunaikan haji. Keengganan mereka untuk memenuhi permintaan si Jamta karena ia sudah memeluk agama Islam, sementara kala itu pihak keluarga masih berpegang teguh dengan agama leluhur (parbegu). Sesuai dengan adat yang berlaku saat itu, setiap orang yang sudah menjadi Malayu tidak berhak mendapat harta pusaka, namun pengakuan sebagai bagian dari keluarga tidak bisa dihilangkan. Nama Jamta dalam silsilah keluarga tetap dicantumkan, namun telah tertulis sebagai Jamta Malayu.
Tidak sanggup menghadapi perlakuan mereka, Jamta lalu memutuskan untuk pergi merantau, dengan menyusuri Danau Toba masuk hutan ke luar hutan hingga akhirnya sampai ke Tebing Tinggi melalui sungai Bah Bolon (Sei Padang), ia lalu meneruskan perjalanan sampai ke pedalaman Simalungun dan bertemu suatu kampung bernama Nagur Usang (Kampung Muslimin sekarang) dan bermukim di sana, ia lalu menyesuaikan diri dengan penduduk setempat dan beralih marga menjadi Saragih Simarmata. Populasi penduduk di pemukiman barunya ini kala itu masih sedikit, sehingga kesempatan untuk membuka areal perladangan luas masih berpeluang besar. Di tempat itu, ia lalu bercocok tanam padi, dengan tekun ia merawat tanaman padinya hingga tumbuh subur. Pada suatu hari terjadilah musibah di mana seluruh tanaman padi yang dimiliki oleh para penduduk diserang hama babi hutan (parhuta: rotton), namun anehnya padi milik Jamta tidak mendapat ancaman dari hama tersebut. Melihat itu para penduduk lalu berduyun-duyun mendatanginya, karena padi mereka sudah habis dimakan babi hutan, lantas mereka memohon agar Jamta bersedia memberikan sebagian tanahnya untuk mereka garap dan hasilnya nanti akan dibagi sesuai dengan ketentuan (marbolahan), sistem pembagian hasil dalam bentuk parohan yang berlaku kala itu, 10 untuk si empunya (ompungan) dan 2 bagi para penggarap (parbolahan). Jamta mengabulkan permohonan mereka, namun dengan syarat mereka harus menganut agama Islam. Mereka pun menyetujui persyaratan yang Jamta ajukan, lantas seluruh masyarakat di kampung itu masuk agama Islam.
Sesuai dengan marganya Simarmata, Jamta memiliki keahlian melihat sesuatu yang bersifat gaib (lobih panonggor). Nama Simarmata yang disembunyikannya ke dalam marga Saragih perlahan berubah menjadi Siparmata (Penulis: marga sejenis juga ditemukan pada suku Karo, yang mereka sebut dengan Sigaramata yang berafiliasi ke dalam marga Ginting).

Setelah lama membujang Jamta pun menikah dengan seorang wanita boru Sinaga, dari hasil pernikahannya ia dikarunia beberapa orang anak, di antaranya ada yang bernama Sortia. Di kalangan masyarakat Sortia dikenal sebagai seorang yang memiliki seribu akal hingga raja pun sangat segan terhadapnya. Sama seperti ayahnya, ia juga memiliki kemampuan melihat sesuatu yang gaib, oleh karena keahlian yang dimilikinya banyak masyarakat yang meminta petuah dan petunjuk kepadanya. Sepeninggalnya oleh masyarakat makamnya kemudian dikeramatkan dan menjadi tumpuan para peziarah. Sortia mewariskan tanah seluas 35 hektar, ia memiliki 4 orang putra dan beberapa orang putri, keempat orang putranya ini bernama Mahmud, Undin (Sawaluddin), Makdin (Madil Saputra), Taya (Ahmad). Mahmud sendiri mempunyai anak bernama Bakhtiar.
Demikianlah sejarah munculnya marga Saragih Siparmata di Simalungun. Marga ini hanya ditemukan di wilayah Serdang, Padang dan Bedagai. Belakangan ini di kalangan masyarakat Simalungun juga ditemukan marga Saragih Simarmata. Nagur Usang tempat berdiamnya Jamta Malayu Saragih Siparmata kini masuk Kecamatan Tapian Dolog Kabupaten Simalungun. Kampung ini berdekatan dengan Nagur Raja, Nagur Bayu, Marubun, Sappang Buah, dan Huta Bayu, namun kelima kampung ini masuk ke dalam teritorial Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai.

Tanggapan Rian Dasuha
Sepengetauan aku, gak ada Saragih Siparmata.
Bang Masrul Purba aku rasa kurang memahami.

Kebetulan dari nama-nama yang dibuat Abang, aku ada hubungan darah dari istri Tuan Sortia Saragih. Istrinya boru Purba dasuha. Aku cicit dari Tuan Bosar Purba dasuha, anak Tuan Bantali Purba dasuha. Buyutku adalah abang dari istri Tuan Sortia Saragih. salah seorang Kemenakan kandung Tuan Bantali Purba dasuha pernah menjadi Datu di Kerajaan Raya.

Aku juga sudah pernah berjarah/mengunjungi makam Tuan Bantali, tuan Sortia & makam istrinya serta Tanoh ni Moksa Tuan Jaamta Melayu Saragih.

Tuan Jaamta Melayu bermarga Saragih Garingging turunan Raja Bolon Saragih Garingging berarti putranya yang bernama Tuan Sortia bermarga Saragih Gaingging juga, tidak mungkin Saragih Simarmata ?!

Sejarah kata Permata (bukan Siparmata) adalah ketika Tuan Jaamta Melayu Saragih Garingging meninggal dunia. Ketika akan dimakamkan,ada kilauan permata pada tubuh Tuan Jaamta Melayu, konon jasatnya menghilang dan berubah menjadi Podang (piso, keris) yang sampai sekarang keris itu masi ada pada ahliwarisnya. Tuan Jaamta Melayu aslinya beasal dari Sondi Raya.

Tuan Sortia Saragih menggantikan ayahnya menjadi pejabat di kerajaan Raya. Pada waktu Raja Raya mempelajari ilmu pemerintahan ke kerajaan Padang di Baulian Tebingtinggi, Raja Raya turut membawa Tuan Sortia ke Kerajaan Padang di Baulian Tebingtinggi. Oleh Raja Padang, Tuan Sortia ditawari untuk menjadi Puanglima di Tebingtinggi. Atas pesetujuan Raja Raya Tuan Sortia merangkap jabatan tersebut.

Selanjutnya, bersama 15 orang Simalungun & 28 Jabolon orang china, Tuan Sortia diperintahkan raja raya untuk membuka lahan pekebunan di wilayah antara nagaraja atau nagurusang. Ditempat itu ditanam tembakau

Dari perkawinan Tuan Sortia Saragih dengan bou Purba dasuha,mereka dikaruniai 2 anak laki-laki (maaf kalau saya salah).

Memang bou Purba dasuha pernah menikah dengan Saragih Simarmata dan memperoleh 3 anak (1 perempuan), maaf kalau ini salah.

Anak-anak dari perkawinan bou Purba dasuha dengan Saragih Simarmata, kemudian juga diasuh Tuan Sortia Saragih setelah menikah dengan bou Purba dasuha.

Saya mempunyai Ranji Turunan nama-nama diatas, milik Bapak saya.

Inilah sebenar-benar sejarah. Semoga tidak ada lagi yang asal mengarang sejarah.

Diattei Tuppa

Andrean Purba Dasuha



nb. Info ini aku dapat langsung & dari Bapakku, Pak Anggiku & salah seorang cucu Tuan Bantali di Jakarta. Bapakku bersedia memberi penjelasan langsung dan membuka pintu selebar-lebarnya.

Dongan di ulaon adat

BAGIAN I PAJONGJONG RUMATANGGA

Adong dua cara pajongjong rumatangga:
1. MARPASUPASU/PESTA UNJUK
A. Patua hata dohot Parhusipon
Dung adong panghataion masiolooloan di sada dolidoli (anak baoa) dohot sada namarbaju (anak boru) naeng pajongjong rumatangga naimbaru, ganup ma nasida nadua paboahon tu natorasna be.

Di Toba Holbung (Laguboti) ndang adong ulaon parhusipon. Domudomu (perantara) sian paranak do parjolo manghatai dohot domudomu sian parboru niutus ni suhut na dua pihak. Tu domudomu on dipaboa parboru dohot paranak angka pangidoan nasida. Dung cocok pangidoanni suhut na dua pihak, lansung ma muse angka suhut manghatai, dibuhul ma tingki/ari marhata sinamot dohot pesta unjukna.

Molo di Jakarta dohot luat na asing nunga diulahon na patua hata dohot parhusipon andorang so marhata sinamot. Utusan ni natoras sian paranak laho ma mandapothon natoras ni anak boru (parboru) patandahon diri huhut manghatahon maksudnasida na naeng ro patua hata/marhusip. Di ulaon patua hata (marhusip), paranak dohot parboru ndang manggora/manggonghon hulahulana.

Parboru dohot paranak manggora/manggonghon:
- Dongan tubu
- Boru/bere
- Dongan sahuta

Ulaon patua hata (parhusipon) dipatupa di huta ni parboru. Paranak mamboan sipanganon dohot namargoarna, parboru paradehon dengkena. Andorang so marsipanganon, dipasahat paranak ma tudutudu ni sipanganon tu parboru, laos songon i do nang parboru pasahathon dengkena tu paranak. Alai sipata dang pintor dijalo parboru tudutudu ni sipanganon i jala dengke na pe ndang pintor dipasahat tu paranak. Alana mabiar do parboru atik adong panghataion na so satolop (ndang akur) hape nunga masileanan tudutudu ni sipanganon. Jadi ditongatonga ni loloan ma dipeakhon tudutudu ni sipanganon dohot dengke ni parboru i jala didok ma goarna “JAMBAR NI ADOPAN” lapatanna sude do nampunasa. Dung i pe asa marsipanganon.

Na mamilang tangiang marsipanganon somalna sian paranak do. Dung sidung marsipanganon parboru manunghun partording ni tudutudu ni sipanganon i. Paranak mangalusi: “Surungsurung ni hamu hulahulanami do i”. Jadi dibuat parboru ma sian tongatonga asa dibaginasida. Alai anggo dengke i jambar ni paranak do jala tong ma dibuat paranak sian tonga ni loloan.

Dung i muse, parsinabung ni parboru manunghun lapatan manang hata ni sipanganon i. Paranak pe mangalusi ma, laos dipaboa: “Naung adong panghation ni naposo jala nunga masitiopan hata anaknami dohot boru ni raja i hulahulanami, songon i ma mangihuthon boaboa ni anaknami. Pihak paarboru pe disunghun ma boruna manang na toho do hata ni paranak i. Molo dung tinghos naung adong dinasida hata na masioloan (masitiopan hata) dijalo ma hata ni paranak i, on ma nanidokna patua hata (ai nunga sahat hata tu natuatua). Dung i laos dipangido paranak ma asa diuduti sahat tu parhusipon (mangarangrangi).

Parboru pe somalna tong do satolop tu pangidoan ni paranak i. Goar na do parhusipon, molo panghatahonna tong do gogo (tangkas) jala sude do tutur na ro i umbegesa. Jadi dihusipi (dirangrangi) ma disi:
a. Pangalaho ni pesta (dialap manang ditaruhon jual)
b. Godang ni sinamot
c. Todoan suhi ni ampang na opat
d. Godang ni ulos
e. Tintin marangkup
f. Ari/tanggal partumpolon
g. Inganan/Gareja partumpolon
h. Ari/tanggal Pamasumasuon
i. Inganan/Gareja pamasumasuon
j. Alaman/Gedung pesta unjuk
k. Godang ni undangan:
- Parboru
- Paranak

Dung sidung sude dihatai jala diundukhon na dua suhut, mangalehon hata pasupasu ma parboru tu paranak, tar songon on ma parjojorna:
a. Mandok hata boru/bere
b. Mandok hata dongan sahuta
c. Mandok hata dongan tubu
d. Mandok hata (manggohi) hasuhuton bolon

Sidung on sude diulahon, dipasahat ma tu suhut paranak asa diampu, songon on ma parjojorna:
a. Mangampu dongan sahuta
b. Mangampu boru/bere
c. Mangampu dongan tubu
d. Mangampu (manggohi) hasuhuton bolon

Dung sidung on sude, dipasahat parsinabung ni suhut paranak ma acara tu parboru jala diujungi parboru ma dohot ende/tangiang.
Catatan: Hasil ni panghataion naung ditolopi di parhusipon dipangke ma i gabe acuan tu ulaon na marhata sinamot.
Diuduti muse tu: Pangulahon ni pesta unjuk (Pamasumasuon)


Pangulahon ni pesta unjuk (Pamasumasuon)

1). Ditaruhon jual
Najolo pangoli dohot pandongani do na laho tu huta ni parboru mangalap jual asa rap borhat tu gareja. Rap udur ma borhat tu gareja pengantin, pandongani dohot sude uduran ni parboru. Ia natoras ni pengantin baoa dohot angka uduranna paintehon do di gareja. Jadi natoras ni pengantin boru dohot natoras ni pengantin baoa songon i nang angka uduranna pajumpang di gareja do. Di son ndang adong sibuhabuhai. Dung sidung pamasumasuon di gareja, rap udur ma tu huta ni paranak laho mangalehon dohot manjalo adat na gok. Molo ulaon sadari do, laos dipatupa ma disi jual sian paranak dohot jual sian parboru (jual ni parmebaton)
Di tingki saonari on ulaon unjuk ditaruhon jual manang dialap jual nunga jolo diulahon marsibuhabuhai jala rap borhat ma sian jabu ni parboru tu gareja, ala di tingki ulaon adat di gedung hasuhutan bolon nadua sibuk do mandapothon/manosoi angka tondongna be gabe dang adong be tingki marsipanganon. Jadi di tingki marsibuhabuhai nama kesempatan ni hasuhuton bolon nadua marsipanganon.

2). Dialap jual
Paranak nang pangoli songon i nang uduranna mamboan sipanganon dohot namargoarna laho pasahatonna tu hulahulana. Parboru paradehon dengkena na laho pasahatonna tu pamoruonna. Dung sidung paranak pasahathon tudutudu ni sipanganon tu hulahulana jala parboru pasahathon dengkena tu pamoruonna diuduti ma tu na marsipanganon. Na mamilang tangiang marsipanganon sian paranak do.
Na mangujungi dohot tangiang laho borhat tu gareja sian hulahula ma, ulaon on ma nanidokna marsibuhabuhai. Dung sidung pamasumasuon di gareja, rap udur ma tu huta ni parboru laho mangalehon dohot manjalo adat na gok. Molo ulaon sadari do, dipatupa ma disi jual sain paranak dohot jual sian parboru na laho pangkeonna di ulaon maningkir tangga dohot paulak une.

Songon i ma ruhutruhut ni pesta unjuk di halak Batak.

MANGALUA

Nunga adong dos ni roha (tahi) ni sada dolidoli dohot sada namarbaju pajongjong rumatangga (keluarga naimbaru) alai natuatua ni sidoli songon i nang natuatua ni namarbaju i ndang manolopi di rencananasida i, gabe tubu tu pingkirannasida laho menempuh jalan pintas: “Mangalua (kawin lari)”.
Najolo andorang so ro dope ugamo Kristen tu tano Batak, molo diluahon dolidoli sada namarbaju tu hutana pintor dipaboa dolidoli i do tu natorasna. Paranak pe dijou ma dongan tubu, boru, bere dohot dongan sahutana laho patupahon partangiangan. Sidung marsipanganon, mandok hata gabe ma angka tutur tuhasuhuton dohot tu pengantin baru. Mangampu ma muse suhut dohot pengantin baru, dung i dipasahat ma tu haha ni partubu asa diujungi dohot tangiang. Dung i laho ma dongan tubu dohot pamoruonna (hirahira 3-4 halak) tu huta ni parboru manaruhoon ihurihur (boaboa) na.

Alai dung ro ugamo Kristen tu tano Batak, tu jabu ni pangula huria nama pangalua dohot naniluahonna laho, jala disi ma tinggal paima sahat tu panghataion ni natuatua asa boi marpasupasu. Molo ndang tu jabu ni pangula ni huria dianggap melanggar peraturan ni gareja do gabe dipabali/dipecat sian huria.

Adong do pigapiga cara pamasumasuon ni na mangalua:
a. Diadopi holan tutur ni paranak (dongan tubuna, boru/berena dohot dongan sahutana)
Dung sidung pamasumasuon di gareja, digonghon paranak ma sude tondongna tu jabunasida laho patupa partangiangan. Sidung marsipanganon sude ma angka tondong na ro i pasahat hata gabe tu hasuhuton dohot tu pengantin baru. Dung diampu suhut dohot pengantin baru dipasahat ma tu haha ni partubu asa diujungi dohot ende/tangiang. Dung i laho ma muse dongan tubu dohot boruna manaruhon ihurihur tu parboru paboa naung dirajahon borunasida.

b. Diadopi tutur pihak paranak dohot paidua ni suhut parboru
Godang do na mangulahon dipasupasu di jabu na mangalua. Dung sidung dipasupasu pangula ni huria pintor dipatupa do partangiangan. Andorang so marsipanganon dope, dipasahat ma tudutudu ni sipanganon tu parboru (hulahula) jala dijalo do i, alai molo ndang tupa dengkena ndang dijalo i. Ia tudutudu ni sipanganon sian paranak dohot dengke sian parboru dipeakhon do i di tongatonga ni loloan, i ma naginoaranna “Jambar Niadopan”. Dung sidung marsipanganon, dibagi ma parjambaran hombar tu parhundulna. Ihurihur/pangabis dipasahat ma tu parboru jala nasida ma paboahon tu parboru tangkas na dohot nasida mamereng/mangadopi boruna dipasupasu huhut nunga dijalo jambar ni hulahula. Molo adong tupa ulos, denggan ma dipasahat ulos holong i alai molo so adong tong do uli i.

c. Diadopi Paranak dohot Parboru
Dung diboto paranak naung mangalua anakna di jabu ni pangula huria, paranak dohot dongan tubu, boru/berena patupa sipanganon dohot namargoarna laho boanonnasida tu huta ni parboru. Mansai denggan do dipaboa haroro ni paranak tu parboru asa diboto parboru manggonghon angka tutur dohot dongan sahutana jala paradehon dengkena sipasahatonna tu paranak.

Andorang so marsipanganon dope, dipasahat ma tudutudu ni sipanganon jala parboru pe pasahathon dengkena. Ia tudutudu ni sipanganon sian paranak dohot dengke sian parboru dipeakhon do i di tongatonga ni loloan, i ma naginoaranna “Jambar Niadopan”. Dung sidung marsipanganon, disungkun parboru ma lapatan/hata ni sipanganon na binoan ni paranak. Di ombas on ma dipaboa paranak tu parboru naung di jabu ni pangulahuria anakna dohot borunasida marsada tahi laho pajongjong ruma tangga naimbaru. Suman do ulaon on songon ulaon Marhusip jala laos di son do dirangrangi:
- Godang ni sinamot
- Suhi ni ampang na opat
- Tintin Marangkup
- Godang ni ulos
- Ari/inganan pamasumasuon
- Godang ni undangan

Pesta unjuk si songon on somalna metmet do alai ruhutruhut ni paradaton sarupa do tu pesta unjuk taruhon/nialap jual. Molo ulaon sadari do paranak dohot parboru paradehon jualna asa adong pangkeonna di ulaon mebat.

D. MANURUKNURUK
Dung manang pigapiga bulan dung mangalua keluarga na imbaru on, ro do muse nasida rap dohot dongan tubuna, boruna laho manuruknuruk. Di ulaon manuruknuruk mamboan sipanganon dohot namargoarna do paranak, jala parboru pe paradehon dengkena dohot ulos holong (ulos herbang) jala manjou dongan tubu, boru/bere songon i nang dongan sahutana. Andorang so marsipanganon dope, jolo dipasahat paranak do tudutudu sipanganon i tu jolo ni hulahulana (parboru) songon i nang parboru pasahathon dengkena tu pamoruonna.

Sidung marsipanganon marpanungkun ma parboru taringot tu tudutudu ni sipanganon i. Paranak mangalusi ala pajolo holong papudi uhum nasida, ai sada aturan ni adat Batak do molo niluahon sada boru ingkon laho do muse manuruknuruk tu huta ni hulahula nang pe naung ditaruhon pangabis paboa naung nirajahon borunasida.
Dungi pasahat hata nauli hata nadenggan hata gabe ma hulahula tu pamoruonna jala dipasahat dohot ulos holong tu hela dohot boruna. Di ulaon manuruknuruk paranak pasahat pasituak na tonggi tu parboru andorang so mangampu hata. On ma sada cara na resmi ni paranak patuduhon natinangkona (naniluahonna). Dung diulahon manuruknuruk nunga bebas hela dohot boru tu huta ni simatuana/natorasna.

E. MANGADATI (ADAT NA GOK) (SULANGSULANG PAHOMPU)
Dinalaho manggarar utang (adat na gok) paranak, tong do ro nasida manggonghon. Ditingki na mangundang on, pihak paranak mamboan sipanganon lengkap dohot namargoarna, parboru paradehon dengkena. Laos ditingki on ma dihatai (digollit) sadia godang sipasahatonnasida di ulaon sulangsulang pahompu na naeng sipatupaon i, angka on ma:
- Sombasomba ni uhum (batu ni sulangsulang) alai molo dung marpahompu didok ma goarna: “Sulangsulang sian pahompu”
- Suhi ni ampang na opat
- Pinggan panganan
- Godang ni ulos herbang
- Ulos tinonun sadari
- Tintin marangkup
- Ari dohot tanggal ni ulaon
- Godang ni undangan sian parboru
- Alaman (ingan ni ulaon)

Suman do ulaon on songon ulaon na mangarangrangi. Dung sidung sude dihatai/dirangrangi, pihak parboru pasahat hata pasu gabe tu pihak paranak. Andorang so mangampu hata pasu gabe dope pihak paranak, jolo pasahatonna do pasituak natonggi tu horong ni parboru songon di tingki na manuruknuruk. Mangampu ma pihak paranak, dipasahat ma muse tu pihak parboru (hulahula) laho manutup ulaon i dung sidung mangampu. Jadi diujungi parboru (hulahula) ma dohot ende dohot dibagasan tangiang.

Ulaon mangadati di alaman ni paranak. Borhat ma pihak paranak manomunomu pihak parboru (hulahula) di harbangan asa masuk tu alaman/gedung. Jala molo nunga atur sude inganan/hundulan ni angka tutur naniontang ni hasuhuton na dua pihak, marpanungkun ma pihak paranak molo naung boi do mulaan marsipanganon. Dialusi pihak parboruma naung singkop sian nasida jala nunga boi marsipanganon.

Andorang so dimulai marsipanganon, jolo pasahaton ni pihak paranak do tudutudu ni sipanganon tu pihak parboru. Suang songoni do nang pihak parboru tong do pasahatonna dengke simudurudur tu pihak paranak. Namamilang tangiang sipanganon pihak parnak do. Dung sidung marsipanganon marbagai jambarma. Di tingki na marbagi jambar on parboru, pihak paranak pe mangido tingki sian pihak parboru asa boi nasida mangido tumpak sian angka tondongna.

Panghataion di ulaon mangadati dos do songon di ulaon namarhata sinamot di pesta unjuk, alai dang sinamot be goarna didok ma “Sombasomba ni uhum/batu ni sulangsulang” sian pahompu molo nunga adong pahompu. Songoni do nang todoan tu suhi ni ampang na opat, pasahaton ni paranak do tu pihak parboru. Tintin marangkup pe tong do pasahaton ni suhut na dua pihak (parboru dohot paranak) tu tulang ni anak mangoli dohot angka pinggan panganan.

Jala angka ulos herbang dohot ulos tinonun sadari dipashat pihak parboru do tu pihak paranak. Dung sidung on sude diulahon ma marhata sigabegabe. Sude tahe ruhutruhut ni paradaton/parjambaron di ulaon pesta unjuk sarupa do dohot di ulaon mangadati.

Catatan: Molo di dok na mangalua songon sada jalan pintas, sasintongna dang tepat. Alana molo neng do pardongansaripeon i dibagasan adat na gok, gabe tamba do kewajiban siulahononton tu tingki na ro.


BAGIAN II MARHATA SINAMOT

Dimulana ulaon marhata sinamot dipatupa andorang so pesta unjuk, alai di tingki nuaengon nunga somal dipatupa na marhata sinamot laos di mata ni pesta unjuk i.

1. MARHATA SINAMOT ANDORANG SO PESTA UNJUK/PAMASUMASUON
Nunga mansai jarang ulaon di tingkion marhata sinamot andorang so pesta unjuk alai sai tong do adong na mangulahon, alai na porlu ima: “Di na marhata sinamot nunga mangadopi hulahula ni pihak parboru dohot hulahula ni pihak paranak”.
Tutur na niontang ni parboru dohot paranak:
- Dongan tubu
- Boru/bere
- Dongan sahuta
- Hulahula

Pinggan panungkunan mardalan holan di tingki na marhata sinamot do, jala holan sahali. Nang pe asing ari ni namarhata sinamot dohot pesta unjukna, holan di na marhata sinamot do mardalan pinggan panungkunan. Molo parjolo marhata sinamot sian pesta unjuk, dibagasan undangan ma dibahen amplop na marisi hepeng. Di pihak parboru digoari ma i “PINGGAN PANGANAN”, molo di pihak paranak digoari ma i ‘ULOS TINONUN SADARI”, alai tu sude horong ni hulahula/tulang “PINGGAN PANGANAN” do i digoari.

Jala on laos boaboa do tu na niontang naung diulahon marhata sinamot. Songoni do nang suhi ni ampang na opat dohot tintin marangkup nunga boi dipasahat dung sidung marhata sinamot. Suang songon i nang sinamot pe nunga boi dipasahat sude (gok), alai molo sebagian dipasahat di mata ni ulaon i, tong do uli.

Dung sidung marsipanganon di pesta unjuk, marbagi jambar ma. Udut tusi pihak paranak mangido tingki asa manjalo tumpak sian angka tuturna. Dung singkop on sude diulahon, dimulai ma panghation. Ditingki na manungkun hata ni sipanganon pihak parboru, laos di son ma tingki paboahon tu sude raja naniontang godang ni sinamot naung diundukhon sipasahaton ni paranak. Jala molo adong dope na hurang, di son ma sude panggonopi ni sinamot dipasahat tu parboru. Songoni do nang godang ni ulos ditingki on ma ditariashon dohot angka na mardomu tu si (suhi ni ampang na opat, titin marangkup). Dung i diuduti ma muse:
- Pasahat panggohi ni sinamot, molo so sahat dope sude
- Pasahat ulos herbang
- Marhata sigabegabe
- Diujungi hulahula

2. MARHATA SINAMOT DOHOOT MARPESTA UNJUK DIBAGASAN SADARI
Godang do na mangulahon marhata sinamot dohot pesta unjuk dibagasan sadari lumobi na di kota. Dung sidung marsipanganon, marbagi jambar ma, laos mangido tingki ma paranak asa manjalo tumpak nasida sian angka tondongna.
Dung singkop sude diulahon, disungkun pihak parboru ma hata ni sipanganon. Mangalusi ma paranak na adong maksud ni nasida pasahat sinamot huhut manjalo dohot pasahat adat na gok (somalna di ulaon sisongon on nunga jolo adong diulahon nasida parhusipon).

Di ombason ma dihatai:
- Godang ni sinamot
- Suhi ni ampang na opat
- Pinggan panganan
- Godang ni ulos herbang
- Ulos tinonun sadari
- Tintin marangkup
Dung singkop on sude dihatai raja parhata, dipaboa ma tu hasuhuton bolon (parboru), molo dung suman dioloi ma.

PANGULAHONNA
Sipasahaton ni paranak:

a. Sinamot na gok tu suhut bolon, alai jolo dietong raja parhata ni parboru manang naung gok songon na ginollit
b. Suhi ni ampang na opat:

– Todoan ni sijalo bara (Amang tua/uda ni boru muli)
– Todoan ni simandokkon (Iboto ni boru muli)
– Todoan ni tulang (Tulang ni boru muli)
– Todoan ni ompung (Ompung ni boru muli, molo mangolu dope, khusus)
Sude angka sijalo todoan adong do tolu mansam kewajibanna, alai molo sebagian pe dipasahat nauli do ima:
- Pasahat ulos herbang
- Pasahat dengke
- Pasahat parbue gabe
Tu sude tondong na niontang ni paranak dipasahat do jambar nasida ima hepeng na margoar pinggan panganan.

Sipasahaton ni parboru:
a. Ulos pansamot
b. Ulos tu suhi ni ampaang na opat:
- Ulos hela
- Ulos pangabarai/pangamai (Amang tua/uda ni anak mangoli)
– Ulos simanggonghon (Haha/anggi ni anak mangoli)
- Ulos sihunti ampang (Namboru/iboto ni anak managoli)
– Ulos pargomgom (Ompung ni anak mangoli, molo mangolu dope, khusus)

Na pasahat todoan/panandaion tu suhi ni ampang na opat ni pihak parboru, langsung do pihak paranak. Songon i do nang suhut parboru, langsung do pasahat ulos herbang tu suhi ni ampang na opat ni paranak. Alana molo adong namasa/ulaon di ari na mangihut suhut na dua pihak on do masiontangan. Jadi porlu do masitandaan angka suhut dohot paidua ni suhut ni tuturna.
Suang songoni do angka tutur na niontang ni paranak i ma:
- Dongan tubu
- Boru/bere
- Dongan sahuta/aleale
Sude do dapotan ulos tinonun sadari (bentuk hepeng)

TINTIN MARANGKUP

Anak di halak batak berkewajiban do manopot/mangalap/mangoli boru ni tulang. Molo ndang boru ni tulang di topot, adong ma kewajiban ni paranak dohot parboru pasahat tintin marangkup (bentuk hepeng) tu tulang ni anak mangoli. Paranak mangalehon sabagian, parboru mangalehon dua bagian (dua hali godang ni na nilehon ni paranak), jala dipasada do i dibagasan amplop. Paranak holan patandahon parboru do tu tulang ni anak mangoli alai na pasahathon tintin marangkup parboru do. Jadi dung dijalo tulang ni anak mangoli jambarna i, dianggap ma na nialap ni berena i songon boru tubuna.

Jadi adong ma kewajibanna songon parboru pasahat ulos herbang, dengke, parbue gabe, i do umbahen na adong umpasa na mandok:
Hot pe jabu i tong do margulanggulang
Boru ni ise pe dialap bere i tong do i boru ni tulang

1. PASAHAT ULOS TU PENGANTEN
Pasahat ulos holong parboru:
Mardangka salohot, tanda do na sumolhot.
Ise na sumolhot ima na parjolo pasahat ulos:
- Dongan tubu
- Boru
- Dongan sahuta
- Ulos ni parsadaan

Dung i pinasahat ma tingki tu tulang laho pasahathon ulos sian horong ni tulang ni parboru:
- Hulahula/tulang tangkas ni boru muli
- Tulang
- Tulang rorobot
- Hulahula ni na marhahamaranggi
- Hulahula ni anak manjae
- Bona tulang

Alai molo dipanghataion (marhata sigabegabe), tulang tangkas ni boru muli ma parpudi/pargomgom. Dung singkop on sude, parboru mangalehon tingki tu horong paranak pasahat ulosna.
Pasahat ulos sian horong ni hulahula/tulang ni paranak
- Hulahula/tulang tangkas ni pangoli
- Tulang
- Tulang rorobot
- Hulahula ni na marhahamaranggi
- Hulahula ni anak manjae
- Bona tulang

Molo di panghataion (marhata sigabegabe) tulang tangkas ni pangoli ma parpudi. Tangkas do hita sude mamboto dung sidung marhata sinamot na parjolo dipasahat pihak paranak/pamoruon ima:
- Sinamot na gok tu suhut na bolon
- Todoan tu suhi ni ampang na opat
- Dung i dipasahat ma muse angka pinggan panganan

Suang songon i do na pasahat ulos pihak parboru
- Parjolo ma dipasahat ulos pansamot tu natoras ni hela
- Mangihut ma ulos hela tu penganten
- Ulos tu sijalo todoan (suhi ni ampang na opat) sian paranak
- Dipasahat ma muse ulos tinonun sadari

Songoni do nang horong ni tulang na pasahat ulos, na manjalo todoan (tulang tangkas ni boru muli/tulang tangkas ni hela; molo dung tingkina/giliran ni tulang) angka on do na parjolo pasahat ulos sian horong ni angka tulang dohot sian horongna sandiri. Dung i mangihut ma angka na pasahat ulos hombar tu urutanna. Jadi asa na sumolhot ma na parjolo pasahat ulos herbang.

Alai molo di panghataion gabegabe, tulang tangkas ma parpudi/pargomgom laho mandok hata gabe. Nuaeng on mardomu tu arga ni tingki nunga adong angka horong ni tulang napajolohon pasahat ulos herbang hape tulang tangkas sandiri ndang dope pasahat ulosna tu penganten.
Parpudi ma dibahen nasida tulang tangkas ni boru muli/anak mangoli pasahat ulos herbang. Jala dung sidung nasida pasahat ulos somalna langsung mulak be, hape adong dope kewajibanna pasahat hata pasugabe. Jadi mangihuthon pandapot ni panurat hurang tingkos do on ai nunga parpudi dibahen nasida pasahat ulos herbang SIJALO TODOAN. Lumobi di uduran ni tulang tung hurang tingkos do si songon i, alana tulang tangkas on do marhara dongan tubuna, jadi tulang tangkas i do tongotong siihuthonon ni uduranna di ulaon i.

2. MARHATA SIGABEGABE
Urutan ni na mandok hata/marhata sigabegabe di pihak parboru
- Boru/bere
- Dongan sahuta/aleale
- Dongan tubu

Dung singkop on sude mandok hata, dipasahat ma tu horong ni hulahula/tulang ni pihak parboru, urutanna ima:
Bona tulang
- Hulahula ni anak manjae
- Hulahula ni na marhahamaranggi
- Tulang rorobot
- Tulang
- Hulahula (tulang tangkas ni boru muli)
Dung sidung on sude mandok hata, mangampu ma paidua ni hasuhuton dung i dipasahat ma tu hasuhuton bolon asa diampu. Dung singkop on sude diulahon, dipasahat ma muse tu pihak paranak. Paranak pasahathon tu horong ni hulahulanasida laho pasahat hata sigabegabe.

Urutan ni na mandok hata sian horong ni hulahula ni paranak:
- Bona tulang
- Hulahula ni anak manjae
- Hulahula ni na marhahamaranggi
- Tulang rorobot
- Hulahula (tulang tangkas ni pangoli)

Dung sidung on sude diulahon mangampu ma pihak paranak, urutanna ima:
- Dongan sahuta/aleale
- Boru/bere
- Dongantubu
- Parsadaan marga laos tingkion ma pasahat kado ni parsadaan
- Paidua ni hasuhuton
- Hasuhuton
- Penganten
- Dipasahat ma muse tu hulahula asa ditutup dohot ende/tangiang

Dung sidung on sude dipasahat ma olopolop (hepeng), hepeng on sebagian sian suhut paranak sebagian nari sian suhut parboru, pihak paranak pasahathon tu pihak parboru asa dipadomu dung i muse dibagi dua. Bagian ni paranak dipasahat ma tu horong nasida asa dibagibagi laos songon i nang pihak parboru pasahathon tu horongnasida. Dung sidung dibagi tu ganup horong diolophonma panggabean parhorasan 3x (tolu hali)
Olopolop!!!!!…..olopolop!!!!!…..olopolop

5. MANINGKIR TANGGA DOHOT PAULAK UNE

Hombar tu arga ni tingki (demi efisiensi waktu dan ekonomi) nuaeng on dung sidung ulaon unjuk pintor diuduti ma tu maningkir tangga dohot paulak une manang mebat, jala on ma naginoaranna ULAON SADARI. Pihak paranak paradehon jual (indahan dohot sipanganon lengkap dohot namargoarna) na laho pasahatonna tu hulahulana.

Pihak parboru pe tong do paradehon jual (dengke, indahan, parbue gabe dohot lampet) na laho pasahatonna tu boruna. Dipeakhon ma jual on sude di adopan, dung i diujungi hulahula ma ulaon na maningkir tangga dohot na paulak une on dibagasan tangiang.
Pihak paranak mangalehon upa panaruhon (ongkos/hepeng) tu pihak parboru. Paranak mangontang horongnasida (dongan tubu, boru/bere) tu jabu laho manigati jual na sian hulahulana. Laos di tingkion ma pasahat hata tu penganten baru songon tambahan bekal dinasida laho mangalugahon rumatangga na imbaru napinungkanasida.
Parboru pe tong do mangontang dongan tubu dohot boru/berena tu jabu laho manigati jual na pinasahat ni pamoruonna.
Dung i, mulak be ma sude angka tondong/tutur.

NB:
– Molo pesta unjuk dialap jual (ulaon di huta ni parboru) diulahon ma maningkir tangga dohot paulak une.
– Molo pesta unjuk ditaruhon jual (ulaon di huta ni paranak) diulahon ma mebat
– Cara pangulahononna dohot sipanganon na pinatupa di ulaon maningkir tangga dohot mebat sarupa do.

BAGIAN III MAMAMPE MARGA

Hombar tu paradaton ni halak Batak, ingkon adong do marga asa boi mardalan adat na gok, contoh: pangolihon anak/pamuli boru.

Molo mangulahon adat Batak na gok ingkon diadopi dalihan natolu do, ima:
- Dongan tubu
- Boru
- Hulahula

Di ganup ulaon adat, lumobi adat na gok adong do panghataion namasialusalusan dohot aturanna. Sian parmulaan ni panghataion sahat tu na patorang tujuan/maksud ni ulaon nunga i di bagasan acara khusus. Tingki mandok hata jotjot do dilapik umpasa/umpama batak. Somalna dongan tubu ni suhut na dua pihak masisungkunan, manungkun dohot mangalusi ruhut ni ulaon. Ido alana molo adong anak baoa/boruboru sian na so Batak naeng pajongjong rumatangga dohot anak boruboru/baoa ni halak Batak, ingkon pampehononhon do marga tu anak/boru na so marmarga i. Marga na dipampehon i ma nagabe mangamai ulaon i dipangkataion adat.

Molo mamampehon marga tu anak baoa ingkon setuju do:
- Dongan tubu ni marga sipampeon i
- Boru ni marga sipampeon i

Alana mulai sian na ampe marga i tu ibana nunga tarsurat be ibana di silsilah/tarombo ni margana i, jala pinomparna pe ingkon mangihuthon sundut ni tarombona ma tu joloan ni ari ima marga ni ama. Jadi di na mamampe marga, panghataion ni hasuhuton, dongan tubu dohot boru ni marga sipampeon i tung manontuhon do di ulaon i.

Di ulaon si songon on, hasuhuton pasahathon tudutudu ni sipanganon ma tu dongan tubuna.
Manungkun ma dongan tubu taringot tu tudutudu ni sipanganon i. Udut tu si, dipatorang hasuhuton ma maksud/tujuan ni ulaon i. Ingkon adong do antong sada ni roha di hasuhuton, dongan tubu songon i nang boruna, asa dapot songon ni dok ni umpama:
Bonang sada hulhulan
Hori sada simbolan
Tangkas masisungkunan
Unang adong masisolsolan

Dung adong sada ni roha di angka hasuhuton, dongan tubu dohot boru, dipaboa ma tu hulahula naung sorang berenasida.

Hulahula pe, songon patuduhon las ni rohana tong do adong dipasahat tu berena. Molo mamampe marga anak baoa somalna sigagat duhut (horbo) do dipatupa parjuhutna, ai pesta bolon do sisongon i. Di tingki saonarion, molo hurang sihumisik, hape porlu ingkon pampeon marga, dipatupa ma pinahan lobu juhutna jala digoari ma i na mangain (adopsi/angkat).
Molo tarbahen, patupaonna do muse pesta na bolon/manullang horbo lumobi molo mamampe marga ni anak baoa. Alai molo mambahen marga ni boru (mangain/marmeme) nang pe so pesta bolon tong do uli, alana marga ni boru dang boanonni pinomparna gabe margana. Jadi mambahen marga ni boru jotjot do dipatupa parjuhutna piunahan lobu, tung mansai uli do molo sigagat duhut parjuhutna.

Molo mamampe marga ingkon jouon do:
- Dongan tubu
- Boru/bere
- Dongan sahuta
- Hulahula

Songonon ma urutan pangulahonna dung adong dos ni roha di dongan tubu dohot boru/bere:

1. Natorasna:
a. Marmeme (anak baoa/anak boru) disulanghon tolu hali
– Indahan
– Dengke
– Mual sitiotio
b. Pasahat Ulos
c Pasahat parbue gabe
2. Hulahula
a. Pasahat dengke
b. Pasahat ulos
c. Pasahat parbue gabe
3. Marsipanganon
4. Pasahat upa panggabei (hepeng)
a. Dongan tubu
b. Boru, bere
c. Dongan sahuta, aleale
5. Pasahat pisopiso (hepeng) tu hulahula dohot uduranna
6. Marhata gabe horas, manggabei ma angka raja
7. Mangampu hasuhuton
8. Dipasahat ma tu hulahula asa diujungi dohot ende/tangiang

Catatan;
Di tingki on nunga adong perkembangan/modifikasi adat Batak ima di paradaton perkawinan campuran (anak baoa/anak boru sian na so Batak dohot anak boru/baoa ni halak Batak).

BAGIAN IV PARTANGIANGAN (ULAON DI JABU)

1. TARDIDI

Adong do sipata na mangulahon partangiangan holan nasida sekeluarga di jabu molo tardidi dakdanakna (dung mulak sian gareja). Alai molo dipatupa pesta partangiangan patuduhon las ni rohana, na uli do.

Molo dipatupa pesta partangiangan, jouon ma:
- Dongan tubu
- Boru/bere
- Dongan sahuta
- Hulahula
Ndang pola sahat gonghon tu tulang (tulang ni natoras ni na tardidi) alana ulaon na metmet do on.

Hulahula mamboan:
- Parbue gabe
- Dengke
- Ulos parompa

Parbue gabe pintor dipasahat do on disi sahat nasida tu jabu, ia dengkena dipasahat ma andorang so marsipanganon (laho mangan), pamoruon pasahat tudutudu ni sipanganon tu hulahulana. Na mamilang tangiang laho marsipanganon pamoruon do alai na mangujungi hulahula ma. Sidung marsipanganon mambagi jambar ma songon na masa di luat i.

Andorang so dipasahat dope hata gabe, pasahaton ni hulahula ma ulos parompa tu na tardidi, herbang do diuloshon sian jolo.
Urutan ni angka na pasahat ulos parompa:
- Ompung baona
- Tulang ni na tardidi
- Dohot udurannasida
Dung i pe asa mangalehon hata pasu gabe:
- Boru ni hulahula
- Dongan tubu ni hulahula
- Hulahula tangkas

Dung simpul sude, dipasahat ma tu pihak pamoruon asa mangampu. Andorang so mangampu, jolo pasahatonna do pasituak na tonggi tu hulahulana dohot uduranna molo adong tupa, alai molo ndang adong tong do uli ulaon i.
Mangampu ma pamoruon:
- Dongan sahuta
- Boru/bere
- Dongan tubu
- Hasuhuton
Sidung sude mangampu dipasahat protokolnasida ma tu hulahula laho mangujungi dohot ende/tangiang.

2. MALUA SIAN PANGHANGHUNGI (NAIK SIDI)
Tong do adong na so mambahen pesta partangiangan molo malua sian panghanghungi (naik sidi) dakdanakna. Holan nasida sakeluarga martangiang di jabu dung mulak sian gareja.
Alai molo dipatupa pesta partangiangan, jouon ma:
- Dongan tubu
- Boru/bere
- Dongan sahuta
- Hulahula

Di tingki on nunga diontang be hulahulana nang pe ulaon di jabu ala nunga dianggap sahuta di parserahan on tarlumobi ma di Jakarta. Alai dang pola sahat tu tulang ni natoras na malua sian panghanghungon i.

Andorang so marsipanganon, jolo pasahaton ni hulahula do dengkena, diuduti ma muse pamoruon pasahathon tudutudu ni sipanganon tu hulahula. Namamilang tangiang laho marsipanganon pamoruon do jala na mangujungi hulahula. Dung sidung marsipanganon, marbagi jambar ma songon na ni ulahon/namasa di luat i. Dung sidung sude parjambaran jala tingkos parpeakna tu angka tutur/tondong, diuduti ma muse tu na pasahat hata pasu gabe tu dakdanak na malua sian panghanghungi i.

Sude raja na torop, diwakili pigapiga halak, mangalehon hata poda/pengarahan tu na malua i asa betul-betul bertanggungjawab di sude pangalahona (tindakanna) secara positip. Alana molo dung malua sian panghanghungi, di dok do naung toras jadi ingkon do bertanggungjawab dipangalahona. Dung sude mandok hata jala horong hulahula pe nunga mandok hata podana, dipasahat ma tu hasuhuton asa mangampu jala laos dipasahat ma tu na malua i laho mangampu.
Di pangampuon i, songon on ma udutna (laos pasahathon hata poda):
- Dongan sahuta
- Boru/bere
- Dongantubu
- Hasuhuton/natoras ni na malua
- Na malua sian panghanghungon

Sidung sude mangampu hata pasu gabe dipasahat ma tu hulahula laho mangujungi dohot ende/tangiang.

3. MALUM SIAN PARSAHITON

Sipata dipatupa do partangiangan molo malum sian parsahiton. Ulaon on hampir sarupa do tu ulaon namanuruk jabu/mangompoi jabu.
Tondong siontangon ima:
- Dongan tubu
- Boru/bere
- Dongan sahuta/aleale
- Hulahula
- Tulang
Nang pe so pola sahat tu tulang ontanganna tong do uli.

Molo na niontang tu ulaon di jabu olat ni hulahulaniba, ndang pola mardalan pisopiso dohot pasituak na tonggi. Alai molo sahat do niontang tulang, ingkon pasahaton do pisopiso dohot pasituak na tonggi tu tulang/hulahula nang dohot uduranna andorang so mangampu hata pasu gabe.

Parjolo ma diulahon pangupaon, songonon ma udutanna:
- Natoras/haha/ompung (molo tung pe sahalak na pasahathon sian nasida nauli do)
- Hulahula
- Tulang
Ragam ni sipasahaton di pangupaon tong do sarupa ima:
- Dengke
- Ulos
- Parbue gabe
Molo tung sada pe dipasahat sian na tolu ragam on tong do denggan.

Dung sidung mangupa diudutima marsipanganon, alai jolo dipasahat ma tudutudu ni sipanganon tu hulahula. Na mamilang tangiang laho marsipanganon sian parboru, jala na mangujungi sian hulahula. Sidung marsipanganon diuduti ma tu na marbagi jambar, diuduti muse pasahathon hata pasu gabe tu na malum sian parsahiton i.
Adong do dua cara laho pasahathon hata pasu gabe di ulaon si songon on, ima:

Cara parjolo:
- Mandok hata Boru/bere
- Mandok hata dongan sahuta/aleale
- Mandok hata dongan tubu
- Mandok hata Tulang
- Mandok hata Hulahula
- Mangampu suhut:
i. Boru
ii. Haha/anggi
iii. Hasuhuton bolon

Cara paduahon:
- Mandok hata pasu gabe Tulang dohot uduranna
- Mandok hata pasu gabe hulahula dohot uduranna
- Mangampu pihak pamoruon:
- Dongan sahuta/aleale
- Boru/bere
- Dongan tubu
- Mangampu ma hasuhuton
i. Boru
ii. Haha/anggi
iii. Hasuhuton bolon

Dung sidung sude na pashat hata pasu gabe, dipasahat ma muse tu hulahula laho mangujungi dohot ende/tangiang.

4. MANURUK JABU

Ulaon manuruk jabu di dok do ulaon na metmet, na niontang ima:
- Dongan tubu
- Boru/bere
- Dongan sahuta/aleale
- Hulahula

Najolo ndang adong dope angka pande bagas (partungkang jabu), jadi molo na pajongjong jabu sai dongan tubu do na mangurupi pajongjonghonsa. Ditingki i, tung mansai gomos do roha na masiurupurupan, ido umbahen na adong hata na mandok: “SOLISOLI ADAT SIADOPARI GOGO” (Ingkon do masiurupurupan). Jadi najolo ndang masa manjalo tumpak sian dongan tubu di ulaon manuruk jabu. Di tingki saonari on dang diarop be gogo ni dongan tubu laho pajongjong jabu, gabe mangalehon tumpak nama di tingki ulaon manuruk jabu i.
Angka na pasahat tumpak ima:
- Dongan tubu
- Boru/bere
- Dongan sahuta/aleale

Hulahula ndang dapotan pisopiso di tingki ulaon manuruk jabu songon i nang uduranna ndang dapotan pasituak na tonggi.
Ulaon manuruk jabu di parnangkok ni mataniari do patupaon jala parjolo ma pangupaon, songonon ma udutanna:
- Natoras/haha/Ompung (dohot sian dongan tubu; molo holan sada pe na pasahathon na uli do)
- Hulahula

Sipasahaton di tingki pangupaon ima:
- Dengke
- Ulos
- Parbue gabe

Sarupa do sipasahaton ni dongan tubu dohot hulahula. Nang pe holan sada ragam dipasahat di pangupaon na uli do i. Andorang so marsipanganon, dipasahat ma jolo tudutudu ni sipanganon tu hulahula. Namamilang tangiang laho mangan pamoruon do jala hulahula ma na mangujungi. Sidung marsipanganon diuduti ma muse tu na marbagi jambar diuduti muse pasahathon tumpak dohot pasahat hata pasu gabe.

Adong dua ragam udutudutan ni na mandok hata pasu gabe:

Parjolo:
- Mandok hata dongan sahuta/aleale
- Mandok hata boru/bere
- Mandok hata dongan tubu
- Mandok hata hulahula dohot uduranna
- Dung singhop on sude, mangampu ma suhut:Boru dohot Hasuhuton bolon

Paduahon:
- Hulahula dohot uduranna
- Mangampu ma:
Dongan sahuta/aleale
Boru/bere
Dongan tubu
- Mangampu ma hasuhuton

Sidung sude na pasahat hata pasu gabe, dipasahat ma muse tu hulahula laho mangujungi dohot ende/tangiang.

5. MANGOMPOI JABU

Molo sahat do undangan tu tulang di goari ma i MANGOMPOI JABU alai molo holan olat ni hulahula do digoari ma i MANURUK JABU. Molo mangompoi jabu pasahaton ma pisopiso tu tulang, hulahula jala uduranna (natinogihonna) mandapot pasituak na tonggi. Sai gumodang do pisopiso sian pasituak na tonggi.

Molo mangompoi jabu, jouon ma:
- Dongan tubu
- Boru/bere
- Dongan sahuta/aleale
- Hulahula
- Tulang

Ia pangulahonna dos do tu na manuruk jabu, alai molo di ulaon mangompoi jabu sahat ma pisopiso dohot pasituak na tonggi tu tulang dohot uduranna. Patupaon ma pangupaon di parnangkok ni mataniari.
Ragam ni sipasahaton di pangupaon ima:
- Dengke
- Ulos
- Parbue gabe
Tung so sude pe ragamna di pasahat tung do uli ulaon i.

Udutudutan ni na pasahathon pangupaon ima:
- Natoras/haha/ompung
- Hulahula
- Tulang
Molo tung pe holan sahalak na pasahathon sian Natoras/haha/ompung tong do uli. Diuduti ma tu na pasahat tudutudu ni sipanganon tu hulahula laos udut muse tu marsipanganon. Na mamilang tangian sian parboru do jana na mautup sian hulahula.

Mardomu tu arga ni tingki, nuaeng on dipadomu nama asa sahali mangulahon:
- Mangupa.
- Pasahat tudutudu ni sipanganon tu hulahula
- Marsipanganon
Diatur ma tingki di na mangulahon tolu acara na diginjang i asa unang nian lewat pukkul 12.00 asa marsipanganon. Sidung marsipanganon diuduti ma muse tu na marbagi jambar dohot pasahat tumpak.

Di na pasahat hata pasu gabe, songonon ma partordingna (adong dua mansam):

Cara na parjolo:
- Mandok hata boru/bere
- Mandok hata dongan sahuta/aleale
- Mandok hata dongan tubu
- Mandok hata tulang dohot uduranna
- Mandok hata hulahula dohot uduranna
- Mangampu hasuhuton
Boru
Suhut bolon

Paduahon:
Mandok hata pasugabe ma:
- Tulang dohot uduranna
- Hulahula dohot uduranna
- Mangampu sian:
Dongan sahuta/aleale
Boru/bere
Dongan tubu

Dung i, dipasahat protokol ma tu hasuhuton asa nasida masiaturan laho mangampu, songonon ma udutudutanna (andorang so mangampu dope, jolo pinasahat do pisopiso tu tulang dohot hulahula songon i pasituak na tonggi tu angka uduran ni tulang/hulahula:
Boru
Haha/anggi
Suhut bolon

Dung simpul sude, dipasahat ma muse tu hulahula laho mangujungi dohot ende/tangiang.

BAGIAN V ULAON DI NA MONDING

1. MANDOKHATA
Sada unsur adat do di halak Batak molo adong na monding ingkon patupaon do acara mandok hata andorang so dipatuat dope tu udean. Tujuan ni na mandok hata on ima na laho mangalehon hata togartogar tu keluarga ni na monding (namarsitaonon) i. Laos di tingki acara on do suhut/paidua ni suhut mangido tangiang/pasupasu jala mandok mauliate tu angka tutur na ro patuduhon na dohot do nasida marhabot ni roha. Adong dua cara mandok hata di namonding ima mandok hata na dipatupa di JABU dohot di ALAMAN.
1. Mandok hata di partuat ni namonding DIPATUPA DI JABU
• Molo dakdanak, dolidoli, anak boru dohot natunggane na so sarimatua manang saurmatua dope

Adong dua bentuk mandok acara di jabu ima:
1. Molo na monding i na so natunggane dope (dang berkeluarga dope) songon on ma udutudutanni na mandok hata:
1. Hata huhuasi sian paidua ni suhut/hasuhuton
2. Manjaha riwayat hidup
3. Mandok hata dongan tubu
4. Mandok hata boru/bere
5. Mandok hata dongan sahuta/aleale
6. Mandok hata pemerintah setempat (Rt/Rw)
7. Mandok hata pengurus parsadaan
8. Mandok hata tulang
9. Mangampu suhut
10. Dipasahat ma tu huria (acara huria)
11. Diboan ma tu udean.
1. Molo na monding i nunga natunggane alai dang sarimatua manang saurmatua dope, songon on ma udutudutanna:
1. Hata huhuasi sian paidua ni suhut/hasuhuton
2. Manjaha riwayat hidup
3. Mandok hata dongan tubu
4. Mandok hata boru/bere
5. Mandok hata dongan sahuta/aleale
6. Mandok hata pemerintah setempat (Rt/Rw)
7. Mandok hata pengurus parsadaan
8. Mandok hata tulang rorobot
9. Mandok hata tulang
10. Mandok hata hulahula ni na marhahamaranggi
11. Mandok hata hulahula
12. Mangampu suhut
13. Dipasahat ma tu huria (acara huria)
14. Diboan ma tu udean
1. Mandok hata di partuat ni namonding DIPATUPA DI ALAMAN
• Molo dung sarimatua, saurmatua manang maulibulung
o Note: ala ni keadaan di kota na so maralaman na bidang, ulaon dialaman do goarna nang pe dipatupa di bagas jabu alai jolo dialap hata ma.
1. Molo na monding i nunga sarimatua, songonon ma udutudutan ni na mandok hata:
1. Hata huhuasi sian paidua ni suhut/hasuhuton
2. Manjaha riwayat hidup
3. Mandok hata dongan tubu
4. Mandok hata boru/bere
5. Mandok hata dongan sahuta/aleale
6. Mandok hata pemerintah setempat (Rt/Rw)
7. Mandok hata pengurus parsadaan
8. Mandok hata bona tulang
9. Mandok hata tulang rorobot
10. Mandok hata tulang
11. Mandok hata hulahula ni anak manjae
12. Mandok hata hulahula ni na marhaha maranggi
13. Mandok hata hulahula
14. Mangampu suhut
15. Dipasahat ma tu huria (acara huria)
16. Diboan ma tu udean.
1. Molo na monding i nunga saurmatua, songon on ma udutudutan ni na mandok hata:
1. Hata huhuasi sian paidua ni suhut/hasuhuton
2. Manjaha riwayat hidup
3. Mandok hata dongan tubu
4. Mandok hata boru/bere
5. Mandok hata dongan sahuta/aleale
6. Mandok hata pemerintah setempat (Rt/Rw)
7. Mandok hata pengurus parsadaan
8. Mandok hata bonaniari
9. Mandok hata bona tulang
10. Mandok hata tulang rorobot
11. Mandok hata tulang
12. Mandok hata hulahula ni anak manjae
13. Mandok hata hulahula ni na marhahamaranggi
14. Mandok hata hulahula
15. Mangampu suhut
16. Dipasahat ma tu pangula ni huria (acara huria)
17. Diboan ma tu udean

1. Molo na monding i nunga maulibulung, udutudutan ni na mandok hata sarupa do tu nasaurmatua. Tingkat partimbo partuturon di halak Batak ima bonaniari.
Saurmatua lapatanna: Sude ianakhonna nunga hot ripe huhut adong pahompu
Maulibulung lapatanna: Sude ianakhonna nunga hot ripe jala nunga marnini marnono sahat tu na marondohondoh.

1. SANGGUL MARATA (SIJAGARON)
Natunggane.
Di tano Batak (Toba) molo dung hot ripe digoari ma on natunggane, pandohan natunggane holan tu ama do. Ama do kepala keluarga manang uluan di parsaripeon.Molo ama monding didok ma i na matipul ulu, molo ina monding di dok mai matompas tataring. Matipul ulu dohot matompas tataring dohonon ma i tu naung mardakdanak baoa dohot boru alai dang marpahompu dope. Molo holan boru dope adong di dok ma na mate punu.

Molo dang adong dope dakdanak digoari ma ama i mate purpur, jala ina i digoari mabalu jongjong. Najolo, molo ama na mate purpur, pintor diboan parboru do boruna i sian udean so jolo mulak tu jabuna molo hirahira so adong be na suman pagodanghon. Alai di tingkion nunga jolo mulak tu jabu jala diulahon mambungka tujung, dipasupasu, digabei anggiat tibu dapot rongkap, baru pe asa diboan hulahula boruna tuhutana.

Natuatua.
Natuatua ma digoari molo dung adong pahompu, marnini marnono tarlumobi marondohondoh. Molo marujung jala nunga adong pahompu alai adong dope ianahonna na so hot ripe digoari ma on “natuatua sarimatua”. Molo marujung jala nunga sude hot ripe ianahonna jala marpahompu digoari ma on “natuatua saurmatua”. Molo marujung jala nunga hot ripe sude ianahonna, marpahompu jala marnini marnono sahat tu na marondohondoh digoari ma on “natuatua maulibulung”.
Molo natuatua marujung dibahen do sijagaron (sanggul marata) di halang ulu ni namonding patandahon hatuaonna. Sian parpeak ni sijagaron i boi do botoon ni natorop partording ni hatuaon ni namonding i, jala tingki na laho mandok hata pe nunga botoon ni natorop dia sidohononna.

Ia sijagaron ima ampang na marisi:
- Eme
- Dangka ni hariara/baringin
- Sanggar
- Ompuompu

Marlapatan do parpeak ni sijagaron on di halangulu ni namonding:
ü Molo dipeakhon di halangulu siamun ni na monding lapatanna, pahompu sian anak adong.
ü Molo dipeakhon di halangulu hambirang ni na monding lapatanna, pahompu sian boru adong.
ü Molo dipeakhon di halangulu tongatonga ni na monding lapatanna, pahompu sian anak dohot boru adong.
ü Molo adong nini/nono, ditambai ma muse di ginjang ni sijagaron i sada ampang na metmet marisi Eme, Gambiri dohot Pira ni manuk.
ü Molo sahat tu na morondohondoh, ditambai ma muse parindahanan na metmet marisi itak jala dipekhon ma i tu ginjang ni ampang na metmet parginjang ni sijagaron i.
Parhundul ni pomparan ni na monding i pe marlapatan do:
ü Sude anak dohot angka gomparanna hundul di siamun mangadopi na monding.
ü Sude boru dohot angka gomparanna hundul di hambirang mangadopi na monding.
Andorang so dipatuat tu alaman, jolo adong do acara di jabu jala di uduti tu mardondontua. Parumaen siangkangan ma na manghunti sijagaron i huhut manghaliangi bangke i tolu manang lima hali. (Laos mangendehon ende Buku Ende no. 119: Martua do dohonon).

Molo holan pahompu sian boru do adong, dang pola diulahon mardondontua, na manghunti sijagaron boru suhut do ala sian boru na i do adong pahompuna jala laos i do umbahen na adong sijagaron. Di na laho tuat tu alaman, parjolo ma sijagaron tuat dung i dipatuat ma bangke i, dung i pe asa ulaon di alaman.
Nuaeng on mardondontua tong dope diulahon alai andorang so sahat dope tu acara huria, dang diulahon be i dung sidung acara huria, ai acara huria i nama na mangujungi ulaon i (manutup batang, sahat tu udean).

LAPATAN NI ANGKA SUANSUANAN NA BINAHEN TU SIJAGARON

1. Eme : Eme sitambatua ma parlinggoman ni siborok
Dilehon Amanta Debata ma di hita horashoras huhut diparorot
(Mangido tu Amanta Debata anggiat sude pomparan mandapot tua/rejeki huhut hipashipas).
1. Hariara : Tubu hariara di holangholang ni huta
Tubu ma dihita anak namarsangap dohot boru namartua
(Mangido tru Amanta Debata asa dilehon pinompar na marhapistaran dohot na marbisuk)
1. Baringin : Hau baringin ima sada hau na bolon na boi pangunsandean dohot parlinggoman, jala tung mansai godang do pidong marasar/maringanan/mangolu di rantingna.
(Mangido tu Amanta Debata asa pinomparna na boi gabe pangalualuan, berhasil)
1. Sanggar : Tu sanggar ma amporik Tu lubang ma satua
Sinur na pinahan gabe na niula
(Mangido tu Amanta Debata asa ulaon ni angka pinomparna berhasil jala dipadao angka harugian)
1. Ompuompu : On ma raja ni duhutduhut di halak Batak, mangido tu Amanta Debata asa dilehon habisuhon dohot hapistaran tu angka pomparanna.
2. Gambiri : Gambiri simiakmiak
Mangido tu Amanta Debata asa dimiahi (dipasupasu) sude ulaon ni angka pomparanna.
1. Itak : Manang itak gurgur. Mangido tu Amanta Debata asa dilehon sinadongan di pomparanna.
2. Pira ni manuk : Mangidohon hagabeon jala torop pomparanna.
Molo pinarrohahon, lapatan ni angka suansuanan na adong di sijagaron on, patuduhon na apala ringkot di halak Batak ima pinompar na berhasil (na boi pangunsandean). Tarida do i sian palsafah ni halah Batak ima: Hagabeon, Hamoraon Hasangapon.

4. PASAHAT ULOS TU NAMONDING

1. SAPUT DOHOT TUJUNG
Namasa di Toba Holbung (Laguboti) dohot nahumaliangna, molo monding dakdanak manang dolidoli/anak boru (naso hot ripe dope) langsung do natorasna mambahen ulos saputna. Alana molo so hot ripe dope holan natorasna do nirahutan ni adat tu na monding i. Ndang adong acara khusus di na pasahathon saput tu sisongon on. On ma sada perbedaan ni halak batak molo so hot ripe dope dibagasan adat. Molo naung hot ripe marujung ngolu, pasahaton ma ulos saput dohot tujung tu na manghabaluhon.
Napasahathon ulos saput dohot tujung, hulahula do. Parjolo ma dipasahat ulos saput tu namonding dung i mangihut tu napasahathon ulos tujung tu namanghabaluhon. Ai tangkas do, jolo adong do namonding asa adong namabalu.
Di tingki na mamungka parsaripeon, hulahula (natoras ni boru muli) do na parjolo sahali pasahathon ulos naginoaran ULOS HELA. Songon i do molo adong namabalu di parsaripeon i, hulahula do na pasahathon ulos saput tu hela manang boruna dohot tujung tu na manghabaluhon.
Note:
- Di Toba Holbung (Laguboti), napasahat ulos saput dohot tujung ima hulahula
• Alasanna: Dinamamungka parsaripeon keluarga on, naparjolo pasahathon ulos tunasida ima hulahula (natoras ni boru muli). Jadi molo adong namabalu, hulahula ma napasahathon ulos saput tu namonding dohot tujung tu na manghabaluhon.
- Di luat naasing, napasahat ulos saput ima tulang, napasahat ulos tujung ima hulahula.
• Alasanna: Ditingki sorang berena, ro do tulangna pasahathon bajubajuna, jadi napasahathon ulos saputna ima tulangna.
- Alai sian pengamatan ni panurat, ndang tu sude bere dipasahat tulang bajubajuna di tingki parsorang ni bere i, jadi ndang tepat alasan i asa gabe tulang na pasahathon ulos saput. Jadi lebih tepat do na niulahon ni Toba Holbung. Alai hata ni natuatua mandok:
ASING DUHUTNA OLO DO ASING SIHAPORNA
ASING LUATNA OLO DO ASING ADATNA

1. PASAHAT TUJUNG SAMPETUA
Ulos tujung sampetua dipasahat ma i tu namabalu molo nunga balgabalga pahompuna jala nunga hot ripe sude ianahonna, jadi dang ulos tujung be goarna. Di tingki napasahathon ulos tujung sampetua on, holan satongkin nama ditujunghon ulos i, jala laos di tingki i dipeakhon ma di abara ni namabalu i.

1. PASAHAT ULOS HOLONG
Tingki soadong dope formalin, dung ± 2(dua) ari pintor ditutup do batang ni namate i. Di lem do batang i asa unang muap tu ruar. Najolo gadong do dilompa laho mambahen lem asa manutup angka ruangaruang naadong di batang i. Dung masak gadong i, diduda ma didalhophon ma gadong naniduda i tu angka ruangruang na i jadi dang muap be.
Dung sidung acara manutup batang di jabu, dipatuat ma tu alaman (ianggo na manutup batang dongantubu dohot boruna do). Ditingki acara di alaman, molo adong sian horong ni tulang (tulang, tulang rorobot, bona tulang, bona niari) na naeng pasahat ulos holong dope, tu ginjang ni batang i nama dipeakhon huhut didok hatana pasahathon.
Ise pinompar ni namonding na mambuat ulos sian ginjang ni batang i, ibana ma napasahat pisopiso tu silehon ulos i.

Ditingki saonarion nunga adong be formalin jadi boi do bertahan bangke i manang pigapiga ari so pola muap nang pe bungka batang. Jala tulang (tulang, tulang rorobot, bona tulang, bona niari) na naeng pasahat ulos holong, tu namangolu nama dipasahat (pinompar ni mamonding i) ndang be tu namate, ima ulos holong.
Boi do ulos holong on dipasahat di tingki:
- Acara di jabu
Dung sidung pasahat saput dohot tujung, pintor mangihut ma tulang (tulang, tulang rorobot, bona tulang, bona niari) molo naeng pasahat ulos holongnasida.
- Acara di alaman
Dung dapot tingki ni hulahula dohot angka tulang mandok hata, dison ma kesempatan dinasida pasahat ulos holong.
- Ditingki pasahat hata togartogar
Adong do na pasahathon ulos holong di tingki na pasahat hata togartogar, parjolo ma napasahathon ulos holong baru diuduti hata togartogar. Molo napasahathon ulos holong dumenggan ma di tingki acara di jabu.

1. MAMUNGKA TUJUNG
Songonon ma pangulahonna:
1. i. Parjolo mambungka tujung
Nuaeng hubungka tujung on anggiat ma bungka panggabean parhorasan tu ho boru/ito/lae tumpahon ni Amanta Debata
1. ii. Manuapi
Husuapi ma ho boru/ito/lae, ias ma ilu sian simalolongmu. Angka silas ni roha ma dipasahat Tuhanta di ho boru/ito/lae dohot di hita saluhutna tu joloan ni ari on (huhut disuapi tolu hali)
1. iii. Mangalehon mangan
Pangan ma indahan dohot dengke on asa margogo ho mangula ulaonmu asa boi parmudumuduonmu anakhonmi (huhut disulangkon 3 hali)
1. iv. Painumhon
Inum ma mual sitiotio on asa anggiat ma tio angka pansamotan tumpahan ni Amanta Debata di borungku/ibotongku/laengku nang di hita saluhutna (huhut dipainumhon tolu hali)
1. v. Pasahat parbue gabe
Pir ma tondim pir sahalam mangiringiring sude pomparanmi donganmu sarimatua (huhut di jomput jala dibahen disimajujung ni namabalu). Dung sidung didok hatana, disaburhon ma parbue i tolu hali tu ginjang ni nahundul disi huhut didok, Horas…Horas…Horas.
Ditingki namamungka tujung, tongtong do hulahula pasahat dengke tu pamoruonna.
Molo namabalu i ndang dope marpahompu, pamoruon paradehon juhut rambingan patuduhon na dangol situtu do namasa i. Molo tung pe namarhosa diseat tong do disangsang i sude sopola adong namargoarna. Di ulaon matipul ulu/matompas tataring ndang masa marbagi jambar.

Molo nunga marpahompu namabalu i (nunga adong silas ni roha), pamoruon paradehon juhut dohot namargoarna, tudutudu nisipanganon on jotjot do dipeakhon di tongatonga ni adopan sian pangidoan ni hulahula asa sude nampunasa.
Dung sidung i sude diulahon, marsipanganon ma, namamilang tangiang mangan pamoruon do.

Andorang so dipungka dope mandok hata, jolo dibagi ma parjambaran (tudutudu ni sipanganon) jala marpanungkun do tu hulahula boha parturena. Hulahula mangalusi, “Bagihamu ma songon dia namasa di hutamuna on”. Dibagi pamoruon ma jala dipasahat hombar tu angka ingananna. Dung singkop sude parpeak ni jambar diuduti ma tu namandok hata togartogar sian horong hulahula.
Molo dung marpahompu namabalu, pasahaton do pisopiso tu hulahula dohot horong tulang, tu namangudurhon (naginonghon) pe lehonon do pasi tuak na tonggi andorang so mangampu dope.

Di tingki mamungka tujung dang dohot namabalu mangampu. Dung sidung diampu hasuhuton, dipasahat ma muse tu hulahula asa ditutup dohot ende/tangiang.
Dung i, marhehean na uli ma. Dung hirahira 3-7 ari ro do muse hulahula, dongan tubu, boru, bere dohot dongan sahuta manogarnogari. Di ulaon manogari on namabalu nunga dohot mangampu hata. Tong do di ulaon manogarnogari pe hulahula ma na manutup dohot tangiang.

MANGUNGHAP/MAMMUNGKA HOMBUNG

Hombung ima sada inganan napinatupa sian hau, ala najolo ndang adong dope lamari, jadi hombung on inganan ni angka arta songon sibong, tintin dohot angka na asing di halak Batak. Tingki saonarion nunga tung mansai maol luluan hombung di halak Batak, holan lamari nama na adong. Nang pe songon i, di paradaton tong dope dipangke goar i, ima mangungkap hombung. Molo matua sada natuatua, jala ibana nama naparpudi sian parsaripeonna, sude ianahonna nunga hot ripe, diulahonma mangunghap hombung. Paraman (amang naposo)/tulang naposo ni namonding i do na berhak mangunghap hombung i sian horong ni hulahula. Tujuan ni mangunghap hombung ima na laho mambuat tanda mata/kenangkenangan sian sebagian arta na tininggalhon ni natuatua i. Molo nuaeng on ganti ni tanda mata i dipatupa ma hepeng, alai tong do goarna mangunghap hombung.

Pangulahonna:
Dung mulak sian udean, angka dongan tubu, boru, dongan sahuta nang horong ni hulahula dohot sude tulang, bonaniari digonghon do tu jabu pasahat hata togartogar. Parjolo ma marsipanganon, dung i pasahat hata togartogar ma bonaniari, tulang dohot hulahula. Andorang si diampu, jolo pasahaton do pisopiso tu sude horong ni hulahula, tulang, bonaniari jala pasahaton ma muse pasi tuak natonggi tu udurannasida.
Dung sidung on sude dipasahat, diulahon ma mangunghap hombung. Paraman (amang naposo)/tulang naposo ni namonding i, mandok: “Najolo hupasahat hami do pauseang ulos na soraburuk (hauma) tu amangboru dohot angka sibong (antinganting) tu namborunami. Mangihuthon barita dohot pamerengannami namalo mansari do amangboru/namboru on, sinur pinahanna, gabe naniulana. Tontu nunga godang arta disimpan nasida, jadi mardomu tusi naeng do adong di hami tanda mata”. Mangalusi ma pinompar ni namonding i: “Nauli rajanami”. Laos dipasahatma bentuk hepeng/barang. Dung i mangampu ma dongan sahuta, boru, dongan tubu dohot hasuhuton.
Dipasahat ma tu hulahula laho manutup dohot ende/tangiang.

PANGARAPOTON

Molo monding sada natunggane/natuatua, dipatupa do pangarapoton laho mangido paniroion sian dongan tubu, boru, dongan sahuta, hulahula dohot tulang. Parjolo do marsipanganon asa manghatai alai ndang adong parjambaran. Di ulaon sisongonon ndang pola sai ingkon marsipanganon lumobi molo ndang dope marpahompu. Jala muse angka na ro tu pangarapoton i nunga jolo mangan sian bagasna alai olo do sipata hasuhuton manggogohon asa jolo marsipanganon.

Sidung marsipanganon jala denggan hundul sude napinaraja, hasuhuton mangido panuturion taringot tu napasahat saput, tujung dohot angka na asing, jala angka dia ma sipatupaon (nunga marpahompu manang ndang dope). Hasuhuton patolhashon ari partuatna tu angka raja. Jadi dung adong pangarapoton, marbinoto ma angka raja, hulahula dohot sude tulang laho mangatur tingkina songon i nang angka na manghobasi pe. Sidung pangarapoton diujungi hulahula ma dohot ende/tangiang.

Najolo, molo dung marpahompu na monding, asingasing do parjuhut dipangarapoton tu parjuhut di partuatna jala asing do nang arina (najolo lima sahat tu sia ari asa diboan tu udean namonding i, lam leleng ba lam tarida ma sinadongan ni pomparanna). Molo dipangarapoton juhutna namarmiakmiak, ba dipartuatna (diparihutna) lombu sitiosoara ma juhutna. Molo lombu sitiosoara parjuhutna di pangarapoton, gaja toba (horbo ±400kg) ma dipartuatna (diparihutna).

Molo gaja toba (horbo) parihutna, dibagihon (didabuhon) ma jambar sian sada pansa (pansa on khusus dipature di parmonding ni natuatuaon ±2meter timbona). Najolo, jambar on tata dope jala disi do hulinghuling dohot imbuluna, digoari ma on MARPANSA.
Molo hurang do sinadongan di hasuhuton (dang mampu), nang pe naung marpahompu, ndang dibahen mangarapot/pangarapoton. Alai dipatupama partangiangan, juhutna namarmiakmiak do. Dibagasan sadari do partangiangan dohot partuatna jala on ma nanidokna mardalan nabolon.

Di ulaon partangiangan, mardalan do acara manjalo tumpak dohot mangalehon hata pasugabe. Nuaeng on, tarlumobi na di kota, nang pe i namora, molo soadong be sipaimaon ni suhut, paling lambat tolu ari nunga di boan tu udean. Pangarapoton dohot partuatna dobagasan sadari digoari ma i, MARINDAHAN NAMASAK.

Adong dua ragam marindahan namasak:
- Molo hurang gabe, marpahompu, hurang sinadongan di hasuhuton, dibahen ma pangarapoton, juhutna namarmiakmiak, digoari ma partangiangan
- Molo nunga gabe, marpahompu jala adong sinadongan, dibahen ma pangarapoton jala parjuhutna lombu sitiosoara manang gaja toba (horbo). Molo horbo parjuhutna, nunga ingkon adong pahompu sian anak baoa. Nuaengon nunga jolo dibolgang (robus) sude parjambaran. Horbo ma parjuhut natumimbo dinamonding.
Pangulahon ni pangarapoton sarupa do sude:
1. Marsipanganon
2. Manjalo tumpak
3. Marhata sigabegabe
4. Acara di alaman/acara partuatna
5. Diboan ma tu udean

BAGIAN VII PARJAMBARON

PARJAMBARON DI PESTA UNJUK
Sarupa do ragam ni tutur niontang ni parboru dohot paranak, jala tung dipasangapnasida do sude tutur naniontangna.
Di Toba Holbung sude jambar i dibagi dua do, sada taripar tu paranak nasada nari tinggal ma di parboru, alai anggo ihurihur himpal do i gabe ulak ni jual ni parboru.

Songonon ma partordingna:
1. Parjuhutna namarmiakmiak
• Jambar na taripar tu paranak dipasahat ma i tu:
ü Hulahula
Jambarna: Sambola namarngingi/parsanggulan parhambirang
ü Tulang, tulang rorobot
Jambarna: Satonga sombasomba
ü Boru
Jambarna: Sambola osang parhambirang
ü Bere/pariban, Dongan sahuta/aleale, pangula ni huria
Jambarna: Dua soit
ü Hasuhuton ni paranak
Jambarna: dengke (ulak ni jual) sian parboru
• Jambar natinggal di parboru dipasahat ma i tu:
ü Hulahula
Jambarna: Sambola namarngingi/parsanggulan parsiamun
ü Tulang, tulang rorobot
Jambarna: Satonga sombasomba
ü Boru
Jambarna: Sambola osang parsiamun
ü Bere/pariban, dongan sahuta/aleale, pangula ni huria
Jambarna: Dua soit
ü Hasuhuton ni parboru
Jambarna: Ihurihur/pangabis (ulak ni jual) sian paranak
1. Parjuhutna sigagat duhut
Molo di pesta unjuk, paranak manang parboru pe bolahan amak (dialap jual manang taruhon jual), anggo teorina naparadehon/manghobasi sipanganon (sude na porlu di ulaon i) paranak do. Sonang do dibahennasida sude angka tuturna tarlumobi hulahulana. Ido alana jambar ni dongan tubu ni paranak: PANAMBOLI.
• Jambar nataripar tu paranak di pasahat ma i tu:
ü Hulahula
Jambarna: Sambola namarngingi/parsanggulan parhambirang + 2kg sibuk
ü Tulang, tulang rorobot
Jambarna: Satonga sombasomba
ü Boru
Jambarna: Sambola osang parhambirang
ü Bere/pariban, dongan sahuta/aleale, pangula ni huria
Jambarna: Dua soit
ü Dongantubu
Jambarna: Panamboli
ü Hasuhuton ni paranak
Jambarna: Dengke (ulak ni jual) sian parboru.
• Jambar na tinggal di parboru ma i tu:
ü Hulahula
Jambarna: Sambola namarngingi/parsanggulan parsiamun + 2kg sibuk
ü Tulang, tulang rorobot
Jambarna: Satonga sombasomba
ü Boru
Jambarna: Sambola osang parsiamun
ü Bere/pariban, dongan sahuta/aleale, pangula ni huria
Jambarna: Dua soit
ü Hasuhuton ni parboru
Jambarna: Ihurihur/pangabis (ulak ni jual), laos on do dibagihon tu dongan tubuna.

PARJAMBARON ULAON DI JABU

Parjuhut namarmiakmiak do.
Angka ulaon di jabu ima:
1. Partangiangan dung tardidi di gareja
2. Partangiangan malua sian panghanghungi dung mulak sian gareja
3. Partangiangan manuruk/mangompoi jabu
4. Partangiangan malum sian parsahiton
5. Partangiangan na asing na pinatupa ni suhut
Parjambaran ulaon di jabu ima:
ü Hulahula
Jambarna: Namarngingi/parsanggulan parsiamun
ü Tulang
Jambarna: Namarngingi/parsanggulan parhambirang
ü Tulang rorobot
Jambarna: Sombasomba
ü Bere/pariban, dongan sahuta/aleale, pangula ni huria
Jambarna: Soit
ü Hasuhuton
Jambarna: Ihurihur (laos on ma dibagi tu dongantubu)
Note: Andorang so marsipanganon, jumolo ma dipasahat hulahula siboanboanna (dengke), dung i hasuhuton pasahathon tudutudu ni sipanganon tu hulahulana. Parboru ma na mamilang tangiang marsipanganon, hulahula ma mangujungi ulaon i dohot ende/tangiang.

PARJAMBARON MOLO MATUA NATUATUA

1. Parjuhutna namarmiakmiak, jotjot do on digoari partangiangan. Biasana molo adong dope na hurang di hasuhuton (hurang gabe, hurang sinadongan) dipatupa ma partangiangan.
Parpeak ni jambar songonon ma:
ü Hulahula
Jambarna: Sambola namarngingi/parsanggulan parsiamun
ü Tulang
Jambarna: Sambola namarngingi/parsanggulan parhambirang
ü Tulang rorobot, hulahula namarhahamaranggi, hulahula ni anak manjae
Jambarna: Sombasomba
ü Boru
Jambarna: Osang
ü Pariban/bere, dongan sahuta/aleale, pangula ni huria
Jambarna: Soit
ü Suhut
Jambarna: Ihurihur (laos on do dibagi laho jambar ni dongan tubu)
1. Parjuhutna sigagat duhut
Marindahan namasak ma digoari molo dibagasan sadari pangarapotan dohot partuatna.
Parpeak ni jambar songonon ma:
• Namasa di Toba Holbung (Laguboti)
ü Hulahula
Jambarna: Sambola namarngingi/parsanggulan parsiamun + 2kg sibuk
ü Tulang
Jambarna: Sambola namarngingi/parsanggulan parhambirang + 2kg sibuk
ü Tulang rorobot, hulahula namarhahamaranggi, hulahula ni anak manjae dohot bona tulang
Jambarna: Sombasomba
ü Bonaniari
Jambarna: Sombasomba galapang
ü Boru/bere
Jambarna: Osangosang
ü Pariban, dongan sahuta/aleale dohot pangula ni huria
Jambarna: Soit/ojahan
ü Dongan tubu
Jambarna: Panamboli
ü Hasuhuton
Jambarna: Ihurihur/pangabis
• Namasa di luat naasing (Habinsaran)
ü Hulahula
Jambarna: Haebona pudi
ü Tulang
Jambarna: Haebona molo ama na monding, sombasomba molo ina namonding
ü Tulang rorobot
Jambarna: Tungkobona parsiamun molo ina namonding, sombasomba molo ama namonding
ü Hulahula namarhahamaranggi, hulahula ni anak manjae, bona tulang
Jambarna: Sombasomba
ü Bonaniari
Jambarna: Sombasomba galapang
ü Boru/bere
Jambarna: Pultahon/panamboli
ü Pariban, dongan sahuta/aleale, pangula ni huria
Jambarna: Soit/ojahan
ü Dongan tubu/hahadoli/anggidoli
Jambarna: Panamboli
ü Hasuhuton
Jambarna: ulu
Siingoton:
- Holan di pesta unjuk do adong dua hasuhuton ima paranak dohot parboru.
- Molo di ulaon namonding, gomparan ni namonding i do suhut. Ihurihur ma jambar ni suhut.
1. Angka tondong sijalo jambar
Ulaon matua (saurmatua manang maulibulung), sada ulaon na balga do on di halak Batak, ido umbahen na godang ragam ni tutur di ulaon sisongonon. Hombar tu balga ni ulaon do ragam ni tutur na ro laos songon i do ragam ni jambar. Molo metmet ulaon, ragam ni jambar pe otik do. Somalna andorang so diseati dope angka jambar, jolo dialap hata do tu sude tutur manang dia na talup/pas. Ido umbahen adong hata namandok: “Jolo diseat hata asa diseat raut”, lapatanna asa unang adong sihataan/nahumurang dipudi ni ari.
Angka tondong na sumolhot do na parjolo dapotan jambar, atik di ulaon na balga manang nametmet pe i.
Songon sada gombaran di ulaon nasaurmatua/namaulibulung, songonon ma urutan ni angka tondong sijalo jambar:
1. Jambar tu hulahula
2. Jambar tu tulang
3. Jambar tu tulang rorobot
4. Jambar tu hulahula namarhahamaranggi
5. Jambar tu hulahula ni anak manjae
6. Jambar tu bona tulang
7. Jambar tu bonaniari
8. Jambar tu pariban
9. Jambar tu pangula ni huria
10. Jambar tu dongan sahuta/aleale
11. Jambar tu boru/bere
12. Jambar tu dongan tubu
13. Jambar tu suhut/hasuhuton
Sude angka na dapotan jambar juhut tong do dapotan jambar hata. Mardomu tusi, ditingki mandok hata hulahula somalna jolo dipasahat do tu boruna asa mandok hata pasugabe tu paribanna.
Adong dua mansam pariban:
- Boru ni tulang
- Angkang/anggi ni pardijabu/istri
Di tingki na mandok hata, angka pariban naginoaran diginjang ondeng tongtong do mangihuthon/mandongani uduran ni hulahula/tulangna.

BAGIAN VIII
ULOS DOHOT PAMANGKENA
Godang do ragam ni ulos di halak Batak, alai holan opat do najotjot dipangke di ulaon adat.
1. ULOS MANGIRING (Jenis ulos parompa), pamangkena:
1. Dipasahat tu dakdanak nabaru sorang
2. Dipasahat tu posoposo/dakdanak na tardidi di gareja (parompa)
3. Ulos saput ni posoposo/dakdanak na monding
1. ULOS SIBOLANG, jotjotan do on dipangke di ulaon habot ni roha, pamangkena:
1. Ulos saput ni dolidoli/anak boru molo monding
2. Ulos saput dohot tujung ni natunggane molo monding
3. Ulos sihadangon di ulaon habot ni roha (marujung ngolu), hasuhuton na manghadang ulos sibolang, diampehon ma diabara parhambirang jala pinggir ni ulos dompak ruar, songon i do nang angka tutur na mandok hata pe ingkon manghadang ulos sibolang do.
1. ULOS RAGIHOTANG (ULOS SIRARA), tung godang do namamangke ulos ragihotangon tarlumobi ma di ulaon las ni roha, pamangkena:
1. Ulos hela
2. Dipasahat tu namalum sian parsahiton
3. Dipasahat tu namangompoi jabu
4. Sipangheon di namangonghal holi (dipasahat hulahula tu boruna)
5. Sipangheon di pesta unjuk
6. Ulos holong di angka ulaon adat
7. Dihadang diangka ulaon las ni roha
8. Ulos saput dohot tujung ni nasarimatua, jala tondong na talup manghadang, ulos ragihotang on ma di ampehon tu abara parhambirang jala pingirna i dompak ruar.
1. PINUSSAAN (RAGI IDUP), pamangkena:
1. Di ulaon pesta unjuk, suhut bolon manghadang di abara parsiamun jala painggirna dompak ruar.
2. Dipasahat tu namalum sian parsahiton (molo dung marpahompu)
3. Dipasahat tu na mangompoi jabu (lumobi molo mamalu ogung sabangunan)
4. Diulaon mangonghal holi (jotjot dipasahat hulahula tu boruna)
5. Ulos pansamot (somalna)
6. Ulos pargomgom (ompung ni anak mangoli)
7. Dihadanghon. (Namanghadang ulos ragi idup naeng ma nian marumur pinomat 50 taon asa sanggam idaon.
8. Ulos saput dohot ulos sampetua ni nasaurmatua/namaulibulung.
1. RAGAM NI ULOS NA SO POLA HEA BE DIPANGKE
Di luar ni ulos na opat ragam naginoaran diginjang i, adong dope ragamragam ni ulos na sopola hea be dipangke di ulaon adat ima: BINTANG MORATUR, SITOLUNTUHO, SADUM ANGKOLA (GODANG), BOLEAN, RAGI IDUP dohot SURISURI.
Molo manghadang ulos, pinggir ni ulos i ingkon dompak ruar do, jala molo manghadang ulos ingkon songonon ma parpeakna:
- Molo di ulaon habot ni roha: abara parhambirang ma manghadang
- Molo di ulaon las ni roha: abara parsiamun ma manghadang
Horas…horas…horas!!!!!
Habis.